KORANRIAU.co,JAKARTA– Di tengah dinamika global dan tantangan pengelolaan energi, Indonesia terus berupaya memperkuat ketahanan energi nasional sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita Pemerintah. Sejalan dengan komitmen tersebut, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas Pertamina fokus meningkatkan efisiensi rantai pasok melalui integrasi infrastruktur gas bumi, guna mengoptimalkan pemanfaatan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi masyarakat. Gas bumi memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menjadi jembatan dalam proses transisi menuju target Net Zero Emission 2060.
Direktur
Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyampaikan
bahwa perjalanan menuju energi terbarukan memerlukan upaya yang konsisten,
termasuk pengurangan ketergantungan terhadap batu bara dan peningkatan
pemanfaatan gas bumi.
“Penurunan
konsumsi batu bara mendorong meningkatnya ketergantungan terhadap gas bumi
sebagai energi perantara. Hal ini menjadikan gas bumi primadona, baik untuk
pembangkit listrik, sektor industri, maupun sebagai bahan baku,” ujar Laode
dalam Indonesia Energy Outlook 2026.
Sejalan
dengan arah kebijakan tersebut, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Hery
Murahmanta, menjelaskan bahwa PGN menjalankan strategi transisi energi melalui
tiga pilar utama G-A-S (Grow, Adapt, Step-Out). Pilar Grow difokuskan pada
penguatan infrastruktur gas bumi, meliputi jaringan transmisi dan distribusi,
fasilitas regasifikasi, serta pengembangan jaringan gas rumah tangga (jargas).
Pilar Adapt diarahkan pada pengembangan bisnis LNG trading/bunkering dan
infrastruktur upstream LNG domestik guna memberikan total solutions energy
services. Sementara itu, pilar Step Out merupakan upaya hilirisasi gas bumi ke
petrochecimal maupun green energy melalui biomethane dan bisnis transportasi
carbon.
“PGN saat
ini mengelola 95% infrastruktur hilir gas bumi nasional yang melayani kebutuhan
energi di 17 provinsi dan 74 kabupaten/kota. Ke depan, kami berharap kehadiran
PGN dapat semakin merata di seluruh wilayah Indonesia. Untuk merealisasikannya,
diperlukan dukungan penuh dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan,”
ujar Hery.
Hery
mengungkapkan, pengelolaan gas bumi nasional menghadapi sejumlah tantangan,
antara lain lokasi sumber pasokan yang jauh dari pusat konsumsi, pertumbuhan
permintaan yang berkelanjutan, serta tantangan keekonomian dalam pengembangan
infrastruktur. Kondisi tersebut menuntut adanya penguatan dan integrasi
infrastruktur sebagai solusi untuk menjembatani keseimbangan antara pasokan dan
permintaan.
Strategi
integrasi infrastruktur gas bumi di Indonesia disesuaikan dengan kondisi
geografis dan skema penyaluran yang paling optimal di setiap wilayah. Di
Indonesia Bagian Barat, integrasi difokuskan pada pengembangan jaringan pipa
transmisi dan distribusi, menghubungkan pipa transmisi dari ujung Sumatera
hingga Jawa, dengan dukungan sistem beyond pipeline untuk meningkatkan
fleksibilitas penyaluran. Sementara itu, di Indonesia Bagian Timur diterapkan
skema pengembangan sistem beyond pipeline yang didukung oleh jaringan pipa
terintegrasi, guna menjangkau pusat-pusat permintaan yang tersebar sesuai
karakteristik geografis wilayah.
“PGN
mengintegrasikan infrastruktur gas bumi melalui integrasi fisik dengan
menghubungkan berbagai ruas-ruas pipa gas bumi, serta integrasi operasional
melalui pengelolaan terpadu sistem transmisi dan regasifikasi. Upaya ini
dilakukan melalui kolaborasi antar badan usaha, termasuk dengan Pemerintah,
pemasok gas, serta operator pipa lainnya, sehingga dapat meningkatkan keandalan
penyaluran gas bumi nasional,” tambah Hery.
Dalam
pelaksanaan integrasi infrastruktur gas bumi ini, PGN melaksanakan digitalisasi
pada pengeloaan asset management system. Dengan Implementasi digitalisasi,
pemantauan seluruh operasional penyaluran gas dapat dilaksanakan secara
real-time, sehingga seluruh pengaturan, serta penanganan gangguan dapat
dilakukan lebih cepat, terkoordinasi lintas fungsi, dan berdampak pada
peningkatan kualitas layanan kepada pelanggan.
“Gas bumi
merupakan bagian penting dari bauran energi nasional dalam masa transisi
energi. Integrasi infrastruktur gas bumi menjadi jawaban atas tantangan
penyaluran, baik melalui pipa gas maupun beyond pipeline. Melalui pengembangan
dan integrasi infrastruktur yang berkelanjutan, PGN sebagai mitra strategis
Pemerintah berkomitmen memastikan penyediaan gas bumi yang andal, efisien, dan
berkelanjutan bagi Indonesia,” pungkas Hery. Rls/nor

No Comment to " Dukung Transisi Energi Berkelanjutan, PGN Dorong Integrasi Infrastruktur Gas Bumi "