KORANRIAU.co,ROHUL - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid meresmikan kembali Istana Kerajaan Rokan, di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dalam sebuah Majelis Gelar Adat dan Kenduri Budaya.
Kehadirannya tidak hanya sebagai tamu kehormatan, melainkan sebagai saksi
hidup atas keteguhan marwah Melayu yang tetap lestari. Dalam sambutannya yang
penuh haru, Gubernur Wahid berterima kasih atas undangan yang diberikan,
sembari menegaskan bahwa istana ini bukanlah sekadar bangunan, melainkan simbol
peradaban yang hidup.
"Istana ini merupakan simbol sejarah yang memperlihatkan betapa
kuatnya adat dan budaya Melayu di tanah Rokan Hulu," ucapnya, Sabtu (13/9/25).
Ia menggambarkan istana ini sebagai sebuah pustaka budaya yang menyimpan
jejak peradaban dan identitas lokal yang tak lekang oleh waktu.
Lebih dari itu, Gubernur Wahid menyebut Kerajaan Rokan sebagai bukti nyata
bahwa Negeri Seribu Suluk ini dibangun atas fondasi yang kokoh, yakni adat dan
syiar Islam. Menurutnya, keduanya tak bisa dipisahkan, saling menguatkan dalam
membentuk karakter masyarakat.
"Masyarakatnya menjunjung tinggi adat istiadat dan menjadikan agama
sebagai pilar yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari," tegas
Wahid.
Wahid juga mengangkat kisah heroik Rokan Hulu dalam perjuangan kemerdekaan.
Ia mengenang Tuanku Tambusai, pahlawan nasional dari daerah ini yang gigih
melawan penjajah. Sebagai bentuk penghormatan, nama beliau diabadikan pada nama
Pangdam yang baru diresmikan, mengukuhkan kembali jasa-jasa beliau dalam
ingatan kolektif bangsa.
Sebagai upaya untuk menghidupkan kembali roh peradaban, Gubernur Wahid
mengungkapkan rencana strategis Pemerintah Provinsi Riau. Kawasan Istana Rokan
akan dijadikan bagian dari pengembangan destinasi wisata budaya yang saling
terhubung. Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan warisan lokal menjadi sebuah
paket wisata sejarah yang utuh.
Rencana ini tidak berhenti di Rokan Hulu. Wahid juga mengungkapkan ambisi
besar lainnya, yakni revitalisasi Candi Muara Takus pada tahun 2026. Program
ini dirancang untuk menciptakan jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan
masa kini, membangkitkan kembali kebanggaan akan warisan budaya Riau di mata
dunia.
Namun, Wahid menekankan, pelestarian budaya tak bisa berjalan tanpa
pelestarian alam. Ia mengingatkan bahwa budaya dan lingkungan adalah dua sisi
dari mata uang yang sama. “Jika sungai, hutan, dan tanah adat kita rusak, maka
hilang pula warisan budaya kita. Itulah sebabnya pelestarian alam harus
berjalan seiring dengan pelestarian adat,” ujarnya.
Dalam momen penganugerahan gelar adat, Gubernur memberikan penghargaan
kepada para tokoh yang dianggap layak. Ia berpesan, gelar bukanlah untuk
meninggikan derajat seseorang, melainkan sebuah amanah untuk menjaga
nilai-nilai luhur dan menjadi teladan.
"Kata orang tua-tua, gelar bukan untuk bermegah, tapi untuk menjaga
marwah," pungkasnya.
Acara yang diwarnai dengan penandatanganan prasasti dan pemberian bantuan
TJSL/CSR ini menjadi sebuah janji nyata untuk melestarikan Istana Rokan.
Gubernur Wahid berharap, istana ini akan menjadi rumah budaya, pusat
silaturahmi, dan benteng marwah Melayu yang kokoh. "Di Istana Rokan tegak
berdiri, mustaka leluhur pun makna harapan kita. Budaya lestari, marwah terjaga
sepanjang masa,” tutupnya. mc/nor

No Comment to " Gubri Wahid Resmikan Istana Rokan "