KORANRIAU.co- Video lama
pelajar sekolah menengah di Nepal yang menyerukan perlawanan terhadap korupsi
dan ketidakadilan sempat viral di media sosial sebelum demonstrasi di negara
tersebut membara.
Pelajar yang diidentifikasi Abiskar Raut
menyampaikan pidato di acara tahunan Holy Bell English Secondary School.
Cuplikan video pidato Raut pertama kali diunggah
di media sosial pada pertengahan Maret, namun viral sekitar akhir Agustus.
Dalam video yang beredar, dia ingin
membangun Nepal yang baru.
"Hari ini saya berdiri di sini, berdiri di
sini dengan impian membangun Nepal yang baru, dengan api harapan dan semangat
yang membara dalam diri saya. Namun hati saya terasa berat karena impian ini
tampaknya mulai sirna. Bangkit dan bersinarlah, masa depan kekaisaran yang akan
datang ini," kata Raut, dikutip NDTV, Rabu (10/9).
Dia lalu menyinggung ketidaksetaraan,
ketidakadilan, dan korupsi yang merajalela di Nepal.
"Nepal, ibu pertiwi kami, negara ini telah
melahirkan dan membesarkan kami. Tapi apa yang dimintanya sebagai balasan?
Hanya kejujuran, kerja keras, dan kontribusi kami," kata dia.
"Tapi apa yang kami lakukan? Kami terbelenggu
oleh rantai pengangguran, melihat peluang yang luas. Kami terjebak permainan
partai politik yang egois. Korupsi telah tumbuh subur dalam jaring yang
memadamkan cahaya masa depan kami," tambah Raut.
Di hadapan teman-temannya dan para guru, Raut
mendesak mereka untuk bangkit. Kelompok muda, lanjut dia, adalah pembawa obor
perubahan.
"Kalau bukan kalian yang bersuara, siapa
lagi? Kalau bukan kalian yang membangun bangsa ini, siapa lagi? Kami adalah api
yang akan membakar habis kegelapan. Kami adalah badai yang akan menyapu bersih
ketidakadilan dan membawa kemakmuran," ucap Raiut.
"Kita adalah apinya, kita akan membakar habis
setiap keputusasaan," imbuh dia.
Sebelum menutup pidato, Raut mengutip kata-kata
mantan Raja Nepal Birendra yang menyebut meski jiwa mati, negara akan tetap
hidup. Dia lantas meminta teman-teman untuk memaknai dan menyimpan pesan ini.
Raut menegaskan kembali kelompok muda tak boleh
kehilangan Nepal dan harapan membawa perubahan.
"Nepal milik kita dan masa depannya ada di
tangan kita," tutupnya.
Dalam dalam dua pekan terakhir, gelombang
demonstrasi membara di Nepal. Warga memprotes pemerintahan yang korup dan
meminta perdana menteri hingga orang-orang yang terlibat di dalamnya mundur
dari kursi kekuasaan.
Namun, unjuk rasa ini direspons dengan kekerasan
oleh polisi Nepal. Mereka menembakkan gas air mata, peluru karet, bahkan peluru
yang seharusnya tak dipakai untuk membubarkan massa.
Imbas tembakan-tembakan itu, 22 orang tewas.
Kekerasan yang ditunjukkan aparat dalam menghadapi warga sipil membuat mereka
marah. Demo pun terus berlanjut.
Di tengah demonstrasi itu, gedung pemerintahan dan
kediaman perdana menteri dibakar.
cnnindonesia

No Comment to " Demo Besar-besaran di Nepal Berawal dari Video Pidato Remaja Ini "