KORANRIAU.co,PEKANBARU- Sebanyak 44 Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah dideportasi dari Malaysia melalui Pelabuhan Dumai, Provinsi Riau, Sabtu (8/11/2025). Tiga di antaranya menderita penyakit serius.
Kepulangan mereka difasilitasi oleh Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja
Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Riau bekerja sama dengan Pos Pelayanan
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Kota Dumai dan sejumlah instansi
terkait.
PMI itu dideparortasi berdasarkan Surat Konsulat Jenderal Republik
Indonesia (KJRI) Johor Bahru Nomor 1543/WNI/B/11/2025/06 tentang Pemulangan
Deportasi 44 WNI/PMI dari Depot Tahanan Imigresen (DTI) Kemayan, Pahang,
Malaysia.
"Rombongan tiba di Pelabuhan Dumai sekitar pukul 16.00 WIB menggunakan
kapal Indomal Dynasty," ujar Kepala BP3MI Riau Fanny Wahyu Kurniawan di
Pekanbaru, Ahad (9/11/2025).
Selanjutnya para PMI menjalani pemeriksaan dokumen dan kesehatan. Dari
hasil pemeriksaan oleh Petugas Balai Kekarantinaan Kesehatan Pelabuhan Dumai,
ditemukan tiga orang PMI dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan perhatian
khusus.
Tiga pekerja itu adalah Aedir asal Lombok Tengah, NTB yang menderita
gatal-gatal parah pada kulit, Kurniawan asal Rokan Hilir, Riau terdiagnosis
tuberkulosis (TBC) dan Mariani, asal Lombok Timur, NTB mengalami hipertensi.
Ketiganya langsung mendapatkan perawatan awal sebelum dibawa ke Rumah Ramah
Pekerja Migran Indonesia (PMI) di P4MI Kota Dumai untuk menjalani pemeriksaan.
Selain pelayanan kesehatan, BP3MI Riau dan P4MI Dumai juga melakukan
pendampingan administratif dan fasilitasi, antara lain registrasi IMEI di Bea
Cukai, pendataan identitas, serta pemberian pengarahan tentang bahaya bekerja
ke luar negeri secara nonprosedural.
Dari total 44 PMI bermasalah tersebut, 36 orang laki-laki dan 8 orang
perempuan. Mereka berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, di antaranya
Jawa Timur 17 orang, Nusa Tenggara Barat 13 orang,
Sumatera Utara 3 orang, Aceh 2 orang.
Sumatera Barat 2 orang serta Riau, Banten, Jawa Tengah, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, dan Lampung masing-masing 1 orang.
Seluruh PMI saat ini ditempatkan sementara di Rumah Ramah PMI Dumai sambil
menunggu proses pemulangan ke daerah asal masing-masing.
Fanny menegaskan, deportasi ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat
agar selalu menggunakan jalur resmi dan terdaftar jika hendak bekerja ke luar
negeri.
"Kami menegaskan pentingnya bekerja ke luar negeri melalui mekanisme
resmi. Negara hadir melalui BP2MI untuk memberikan perlindungan, pelayanan, dan
kepastian hukum bagi seluruh pekerja migran Indonesia,” tutur Fanny.
Ia menegaskan, BP2MI terus berkomitmen menghadirkan negara untuk melindungi
setiap pekerja migran Indonesia di seluruh tahapan dari pemberangkatan hingga
kepulangan.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun pekerja migran Indonesia
yang terabaikan. Negara hadir dan akan terus hadir untuk melindungi, melayani,
dan memuliakan para pekerja migran Indonesia,” tutup Fanny. Ck/nor

No Comment to " Malaysia Deportasi 44 Pekerja Ilegal Indonesia Via Dumai "