KORANRIAU.co,PEKANBARU - Gubernur Riau Abdul Wahid mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk terus meningkatkan perannya dalam mengedukasi dan memperluas wawasan masyarakat terkait komitmen pemerintah dalam menciptakan suasana yang damai dan harmonis. Peran strategis MUI dinilai penting untuk membangun kesadaran bersama bahwa kedamaian adalah fondasi utama bagi kehidupan sosial yang stabil.
Pemerintah Provinsi Riau memandang bahwa MUI tidak hanya berfungsi sebagai
lembaga keagamaan, tetapi juga sebagai pilar sosial yang memiliki pengaruh
besar di tengah masyarakat. Abdul Wahid menekankan bahwa jika terdapat aliran-aliran
menyimpang yang meresahkan atau menyesatkan, MUI harus hadir untuk memberikan
pembinaan dan bimbingan, agar masyarakat dapat kembali ke jalan yang benar
sesuai ajaran Islam.
Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Provinsi Riau
memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga kemurnian akidah dan moderasi
beragama. Oleh karena itu, keterlibatan MUI sangat dibutuhkan untuk menjadi
garda terdepan dalam menyaring informasi dan ajaran yang masuk ke tengah
masyarakat, serta mendorong nilai-nilai Islam yang damai dan toleran.
“Peran MUI sangat kami nantikan, kami butuh pemahaman, dan pengertian MUI
dalam memberikan wawasan kepada masyarakat, terutama kalau ada aliran-aliran
yang menyesatkan,” tegas Gubri.
Gubri juga melihat bahwa anggota MUI umumnya merupakan tokoh masyarakat
yang hidup berdampingan langsung dengan warga. Dengan posisi strategis ini, MUI
diharapkan mampu menjadi jembatan antara pemerintah dan umat dalam menyampaikan
pesan-pesan pembangunan dan menjaga ketertiban sosial yang berbasis pada
nilai-nilai keagamaan.
Lebih lanjut, Abdul Wahid menegaskan bahwa Provinsi Riau sangat menjunjung
tinggi ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah. Prinsip ini dianggap sejalan dengan upaya
menjaga kerukunan umat Islam serta membentengi masyarakat dari perpecahan
akibat perbedaan paham yang ekstrem. Ia berharap ajaran ini dapat dijadikan
landasan dalam memperkuat persatuan dan kesatuan di daerah.
“Mari kita tatap Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai pilar bagi kita untuk
mewujudkan dan memperkuat rasa kesatuan dan persatuan. Kalau kita sudah bersatu
padu, Insyallah negeri kita pasti akan maju,” katanya.
Dalam menghadapi era globalisasi, Gubri menyampaikan keprihatinannya
terhadap dampak negatif yang ditimbulkan, terutama terhadap generasi muda.
Perkembangan informasi dan teknologi membawa perubahan besar, tidak hanya dalam
aspek keagamaan, tetapi juga dalam pola perilaku yang menyimpang, seperti
penyebaran paham LGBT dan gaya hidup bebas.
Abdul Wahid menilai bahwa tantangan tersebut harus direspons secara bijak
dan sistematis, salah satunya dengan memperkuat sinergi antara pemerintah dan
lembaga keagamaan seperti MUI. Kerja sama ini penting agar pembinaan moral dan
akhlak masyarakat, khususnya anak muda, dapat berjalan beriringan dengan
perkembangan zaman tanpa kehilangan identitas keagamaan dan budaya.
“Kami berharap MUI dapat menjalankan perannya, dalam mempertahankan budaya
dan wawasan keagamaan. Sehingga agama dan budaya tidak tercabut dari fondasi
tempat dia berpijak. Oleh karena itu, peran lembaga dakwah sangat penting bagi
kami,” katanya.
Dengan landasan yang kokoh pada nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah serta
kolaborasi yang baik antara pemerintah dan MUI, Abdul Wahid optimistis bahwa
Riau dapat menjadi provinsi yang tidak hanya religius, tetapi juga aman, damai,
dan bersatu dalam keberagaman. Mc/nor
No Comment to " Gubri Wahid Ajak MUI Perkuat Wawasan Tangkal Aliran Sesat "