Perjuangan Nita Dwi Wahyuni Mengikuti Ujian SKD CPNS Meranti, Diangkat ke Ruangan Ujian Setelah Mengalami Lakalantas

KORANRIAU.co,SELATPANJANG-Perjuangan untuk bisa mengikuti ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri SIpil (CPNS) Kepulauan Meranti ditunjukkan oleh Nita Dwi Yunita. Walaupun kuku jarinya hampir lepas, badannya lecet-lecet, dan kaki terkilir setelah mengalami kecelakaan lalu lintas saat mendatangi lokasi ujian di gedung Afifa, Jalan Banglas, Selatpanjang, ia tetap datang dan berusaha untuk bisa mengikuti ujian seleksi tersebut. Bahkan, untuk bisa sampai di tempat duduk didalam ruang ujian yang berada dilantai dua, wanita berjilbab ini harus diangkat oleh petugas saat menaiki tangga. Beruntung perjuangannya membuahkan hasil setelah nilainya cukup memenuhi passing grade.

Nita Dwi Wahyuni merupakan salah satu warga Desa Maini Darul Aman, Kecamatan Tebingtinggi Barat Kepulauan Meranti, Riau. Ia dijadwalkan megikuti ujian SKD pada sesi ke 20 dalam tes SKD, Selasa (11/2/2020) pukul 08.00 Wib. Agar tidak terlambat wanita yang juga bekerja sebagai TKS di Puskesmas Alai ini berangkat pagi-pagi.

Tidak ada firasat yang dirasakannya pagi itu. Ia hanya berusaha datang sepagi mungkin agar tidak terlambat dan bisa registrasi lebih awal.

Namun saat sudah dekat ke lokasi ujian, tiba-tiba ia mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Impres, Selatpanjang. Sepeda motornya jatuh setelah berusaha menghindari pengendara lain. Ia bahkan terjungkal dan masuk kedalam parit jalan.

"Saya sempat masuk got. Untuk ada orang yang membantu," ujarnya sambil menahan rasa sakit.

Selama beberapa saat ia tidak sadarkan diri. Warga sekitarpun ikut membantunya dan bahkan mengantarnya kelokasi ujian.

Setelah sampai, dengan cekatan petugas kesehatan yang stamby saat itu membantu dan memberikan tindakan medis. Jari manisnya langsung diobati dan diperban. Rok hitam nya yang sempat mengalami robek bahkan disambung dengan menggunakan hekter (klep).

Setelah ia diberikan pertolongan medis, petugas dilapangan ikut membantu mengangkatnya dari bawah ke ruangan ujian yang berada dilantai dua gedung Afifa. Dengan segala rasa sakit ditahannya agar bisa mengikuti ujian tersebut.

Hasilnya cukup menggembirakan baginya. Ia berhasil melampui passing grade dengan nilai TWK 75, TIU 105 dan TKP 131, total 311. Walaupun belum dipastikan bisa mengikuti ujian selanjutnya (SKB), namun paling tidak perjuangan yang ditempuhnya tidak sia-sia.

Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kepulauan Meranti, Bakharudin mengaku sempat khawatir dengan kondisi Nita Dwi Wahyuni. Sebab sangat lemah dan terlihat kesakitan saat tiba di lokasi ujian.

"Setelah kita pastikan ia bisa memaksakan diri untuk bisa ujian, makanya kita perbolehkan untuk bisa mengikuti ujian SKD. Panitia juga berusaha membantu mengangkatnya menggunakan kursi plastik untuk bisa tiba diruang ujian," terangnya.

Setelah selesai ujian, ambulan yang kita stambykan langsung diminta untuk mengantar Nita Dwi Wahyuni ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Sehingga bisa mendapatkan perawatan intensif.

Masih Ada Peserta Tak Hadir

Hingga hari kelima pelaksanaan ujian SKD, Selasa (11/2/2020) atau memasuki sesi 24 jumlah peserta yang hadir terus bertambah. Bahkan masih ada peserta yang datang terlambat.

"Jumlah peserta yang tak hadir hari ini sebanyak 32 orang. Jika ditotal dari hari pertama sudah sebanyak 149 orang," ungkap Kepala Sub Bidang Pengadaan dan Pemberhentian Pegawai BKD, Budi Hardiantika.

Ia mengingatkan kembali agar seluruh peserta dapat mengikuti ujian tanpa keterlambatan. Sehingga tidak dirugikan. "Kalau terlambat, kita tidak akan menambah waktu ujian,"tambah Budi.

Sementara dari sebanyak 2,251 peserta yang sudah mengikuti ujian SKD, sebanyak 803 orang dinyatakan llolos passing grade.Ahmad