• Panen Raya Padi, Produksi 2021 Belum Mencukupi Kebutuhan Beras Daerah

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Minggu, 23 Januari 2022
    A- A+

     


    KORANRIAU.co, RANGSANG PESISIR - Pada Kamis (19/1/2022), Bupati Kepulauan Meranti, H Muhammad Adil SH melakukan panen raya padi di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Setelah mendengarkan keluhan, orang nomor satu di Meranti itu berjanji akan menyelesaikan persoalan yang masih dihadapi oleh para petani dalam upaya meningkatkan produksi beras daerah. Karena hasil panen sepanjang Tahun 2021, belum mampu mencukupi kebutuhan beras daerah (Kepulauan Meranti).



    Untuk diketahui, lahan persawahan di Meranti yang bisa ditanami pada Tahun 2021 hanya 2.963 hektar. Sementara, hasil produksi beras dari lahan padi tersebut dalam sepanjang tahun lalu (2021) lebih kurang 7000 ton beras. Sedangkan kebutuhan beras lokal (Kepulauan Meranti) mencapai 22.000 ton per tahun. Artinya, masih kekurangan sekitar 15.000 ton lagi.



    Saat panen raya tersebut, dimulai dengan peresmian lumbung pangan masyarakat. Dimana pada Tahun 2021 Meranti mendapatkan sebanyak 6 unit pembangunan lumbung pangan masyarakat yang pembiayaannya bersumber dari APBN melalui DAK Fisik.



    Setelah itu, bersama Kapolres, AKBP Andi Yul Lapawesean TG SIK MH, Pj Sekda, H Bambang Suprianto SE MM, Plt Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Ketahanan Pangan, dan Tanaman Pangan Kepulauan Meranti, Ifwandi SP dan sejumlah pejabat lainnya di Lingkungan Pemkab Meranti dan instansi vertikal, bupati melakukan panen raya. Bahkan, selain memanen menggunakan arit, bupati juga sempat memanen menggunakan peralatan mesin.



    Karena di dalam kawasan padi di Desa Kedabu Rapat terdapat embung untuk menyimpan cadangan air, dilakukan juga penaburan bibit ikan nila. Sehingga diharapkan hasilnya juga bisa dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat di sana.



    Bupati Meranti, H Adil berharap agar kedepan peningkatan produksi beras bisa dilakukan. Mengingat lahan yang belum digarap masih sangat luas.



    "Kita minta para petani melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dapat meningkatkan produksi beras nantinya. Karena, ini dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat petani. Sehingga, kita bisa mandiri pangan," harapnya.



    Adil yang sempat mendapatkan keluhan soal pendangkalan jaringan irigasi, tanggul dan ancaman abrasi juga berjanji akan segera mengatasinya. Melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kadis PUPRPKP) akan dilakukan pengadaan sebanyak empat (4) unit excavator yang peruntukannya untuk mengatasi persoalan yang dihadapi para petani.



    "Excavator nya saya minta segera dilelang dan langsung dikirim ke Kedabu Rapat serta wilayah sentra padi lainnya di Meranti. Sehingga, tanggulnya bisa kita selesaikan. Untuk minyaknya saya minta kepala desa dapat membantu mengalokasikan anggaran desa. Termasuk masyarakatnya juga, harus gotong royong untuk membeli minyak belko (excavator) nya. Dengan begitu persoalan tanggul dan jaringan irigasi bisa diselesaikan," ujarnya.



    Bupati Meranti itu juga menginginkan dengan adanya excavator baru tersebut, dapat membantu menambah jumlah luasan persawahan di Meranti melalui upaya membuka cetak sawah baru. "Kita sudah minta agar dinas terkait dapat menginventarisir data lahan yang bisa dijadikan lahan persawahan. Supaya excavator baru yang diadakan bisa dimaksimalkan. Selain untuk mengatasi persoalan jaringan irigasi dan tanggul, juga dapat dimaksimalkan untuk membuka cetak sawah baru," katanya.



    Setelah itu, dapat dimaksimalkan juga upaya meningkatkan produksi melalui IP 200 atau program panen dua kali setahun. Jika berjalan dengan baik, tentunya Meranti bisa lebih mandiri pangan nantinya dan tidak ketergantungan lagi dengan beras dari luar.



    Apalagi, melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Pemkab Meranti juga mengharuskan agar produk-produk lokal dioptimalkan. Seperti, beras, kue semprong, kopi dan produk lainnya.



    "Untuk program BPNT di Dinas Sosial, nantinya tidak perlu beli beras ke luar lagi. Cukup mengambil dari petani lokal saja. Karena, untuk program tersebut membutuhkan 340 ribu ton beras. Jika hasil beras kita meningkat, maka ekonomi masyarakat akan meningkat. Dengan begitu, seluruh masyarakat bisa sejahtera. Dan ini, menjadi bagian dari visi dan misi kita," tegas Adil.



    Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Ketahanan Pangan, dan Tanaman Pangan Kepulauan Meranti, Ifwandi SP melaporkan bahwa dari 3.523 hektar lahan persawahan di Meranti, pada Tahun 2021 hanya bisa ditanami seluas 2.963 hektar saja. Dimana sekitar 560 hektar tidak bisa ditanami karena intrusi atau air laut masuk merendam lahan akibat pasang.



    Dari total lahan yang bisa ditanami, hanya 250 hektar yang bisa panen dua kali atau IP 200. Diantaranya, seluas 90 hektar di Desa Kedabu Rapat, 30 hektar di Mengkirau, 30 hektar di Meranti Bunting, 70 hektar di Bina Maju, 10 hektar di Sendaur dan 20 hektar di Desa Segomeng.



    "Tahun ini (2022), kita targetkan 500 hektar lahan persawahan untuk IP 200. Sehingga produksi beras kita semakin meningkat pada akhir tahun nanti," optimisnya.



    Ifwandi juga mengakui bahwa air laut masih menjadi ancaman serius. Karena membuat jaringan irigasi dimasuki air laut. Ditambah lagi, kondisi tanggul banyak yang rusak.



    "Dengan bantuan Dinas PUPRPKP yang mengadakan excavator, mudah-mudahan dapat mengatasi persoalan tanggul dan pendangkalan jaringan irigasi," harapnya.



    Dirincikannya, bahwa produksi beras pada Tahun 2021 baru mencapai lebih kurang 7000 ton saja. Sementara, kebutuhan beras daerah dalam setahun mencapai 22.000 ton. Artinya, masih kurang 15.000 ton lagi.



    "Kita akan coba terus meningkatkan produksi beras setiap tahunnya. Karena secara umum, ketersediaan lahan untuk bisa dijadikan lahan persawahan mencapai 5000 hektar. Mudah-mudahan bisa dimaksimalkan seluruhnya, jika masalah tanggul dan jaringan irigasi sudah diselesaikan," katanya.



    Ifwandi juga mengakui bahwa untuk membuat cetak sawah baru menyedot anggaran yang besar. Upaya lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi beras adalah dengan intensifikasi lahan.



    "Kita lakukan intensifikasi sebagai upaya lain dalam meningkatkan produksi beras. Dari panen satu kali setahun menjadi dua kali setahun. Dan, di Kedabu Rapat sudah berhasil kita lakukan. Mudah-mudahan diikuti desa dan gapokran lain dalam rangka optimlasasi lahan yang ada. Sehingga bisa panen 2 kali setahun dan produksi beras secara otomatis bisa meningkat," ungkapnya.



    Untuk mendukung peningkatan produksi beras, pada Tahun 2021, telah dibangun sebanyak 6 unit lumbung pangan masyarakat. Dimana pembangunannya bersumber dari APBN melalui DAK Fisik.



    "Lumbung pangan masyarakat kita disupport dari DAK Fisik 2021. Ada sebanyak 6 unit telah dibangun, diantaranya, Desa Kedabu Rapat, Mengkirau, Batang Meranti, Meranti Bunting, Repan dan Desa Teluk Buntal. Total anggarannya sebesar Rp 1,8 miliar. Lumbung pangan ini dapat dioptimalkan penggunaanya untuk menyimpan beras nantinya," terangnya.



    Terancam Abrasi



    Kondisi lahan sawah di Desa Kedabu Rapat seluas lebih kurang 70 hektar memang terlihat baik. Namun ternyata terancam. Sebab, lokasinya yang berjarak lebih kurang 40 meter dari bibir pantai tepian Selat Malaka sangat riskan. Karena abrasi yang terus mengancam wilayah tersebut.



    Seperti yang dikeluhkan oleh Ketua Gapoktan Kedabu Indah, Warisman saat panen raya tersebut. Disebutkannya kawasan persawahan berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Jika tidak ada upaya untuk mengatasi abrasi yang terus menggerus daratan Desa Kedabu Rapat, maka kawasan persawahan terancam amblas ke laut.



    "Kita berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Lahan sawah kami nyaris terkena abrasi. Sebab, jarak kawasan persawahan dengan bibir pantai, hanya tinggal 40 meter saja. Kalau tidak diatasi, maka kita tidak bisa lagi menanam padi di sini," katanya.



    Warisman mengaharapkan kepada Bupati Kepulauan Meranti, H Muhammad Adil SH untuk dapat membantu mengatasi soal ancaman abrasi tersebut. Sehingga para petani bisa terus menanam padi dalam rangka mendukung program daerah untuk ketahanan pangan.



    Menanggapi hal itu, H Adil mengaku sudah membentuk tim dalam mengatasi masalah abrasi di Meranti, khususnya yang terjadi di Pulau Rangsang. Bahkan sudah dikoordinasikan dan dilaporkan secara langsung untuk bisa ditindak lanjuti oleh Pemerintah Pusat. Karena masalah abrasi menjadi kewenangan dari pusat.



    "Kita sudah bentuk tim untuk penanganan abrasi ini. Kita sudah melaporkan kepada Pak Jokowi melalui Menko BIdang Perekonomian, Air Langga Hartanto. Jadi kita menunggu realisasinya," katanya.



    Bupati Meranti itu juga mengharapkan dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Meranti. Karena upaya tanpa do'a, menurut H Adil, juga susah akan terwujud.



    "Kita juga butuh do'a dari seluruh masyarakat Meranti. Karena kami yang bekerja ini, juga membutuhkan doa. Supaya bisa berhasil," harapnya. (Ahmad)



     

  • No Comment to " Panen Raya Padi, Produksi 2021 Belum Mencukupi Kebutuhan Beras Daerah "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com yLx3F0.jpg