• Akhirnya Terwujud, Jalan Dambaan Menuju Ibukota Telah Terbuka

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Kamis, 04 Februari 2021
    A- A+
    Jalan Poros Lukun - Sungai Tohor sudah bisa dilalui dan dipercaya menjadi pendorong peningkatan ekonomi masyarakat


    Laporan AHMAD YULIAR, Tebingtinggi Timur


    KORANRIAU.co, - Bisa berkendara ke Ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti, Selatpanjang menjadi asa bagi seluruh masyarakat di wilayah Kecamatan Tebingtinggi Timur. Karena bisa ditempuh kapan saja dan tentunya jauh lebih hemat, jika dibandingkan dengan menggunakan jasa transportasi laut (Speed Boat) yang hanya pada waktu tertentu saja, dan harus merogoh kocek lebih dalam. Kini, jalan dari dari pusat Kecamatan Tebingtinggi Timur, Sungai Tohor itu sudah terbuka dan siap dilalui kapan saja.


    SATU dekade bukan waktu yang singkat. Namun, kesabaran masyarakat, akhirnya berbuah manis. Bagaimana tidak, sejak Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti mulai membuka akses dari Selatpanjang menuju ke Desa Sungai Tohor pada Tahun 2011 lalu, akhirnya baru bisa terwujud pada Tahun 2021. Walaupun masih didominasi kondisi jalan pengerasan, namun sudah bisa membuat masyarakat di Tebingtinggi Timur bahagia. Mereka seolah merasa baru merdeka.


    Sebelum jalan poros ini tembus, masyarakat harus mempersiapkan biaya yang besar jika harus ke Selatpanjang. Karena hanya bisa diakses melalui jalur laut saja. 


    Ongkos kapal speed boat dari Desa Sungai Tohor (Kecamatan Tebingtinggi Timur), ke Selatpanjang, (Kecamatan Teingtinggi) Rp50 ribu per orang. Jika Pulang Pergi (PP) Rp100 ribu.


    Keberangkatan kapal dari Sungai Tohor Pukul 09.00 Wib dan tiba di Selatpanjang sekitar pukul 09.45 Wib. Kemudian dari Selatpanjang ke Sungai Tohor pukul 12.30 Wib. Kalau terlambat, terpaksa harus menginap di Selatpanjang. Belum lagi ditambah biaya ojek atau beca.


    Erwin Finalis, warga Sungai Tohor menjelaskan berurusan di Selatpanjang tidak boleh lama. "Kalau kami ketinggalan kapal, harus menginap di Selatpanjang. Tentunya akan menambah biaya. Paling tidak biaya penginapan dan makan. Kalau ada keluarga di Selatpanjang, mungkin masih bisa menumpang," ungkapnya.


    Sementara, Erwin merincikan biaya jika menempuh jalur darat menggunakan sepeda motor jauh lebih hemat. Hanya menghabiskan biaya Rp40 ribu saja. Dari Sungai Tohor cukup mengisi minyak motor Ro 20 ribu sudah bisa pulang pergi ke Selatpanjang. Karena jarak 28 kilometer bisa ditempuh selama 1 jam saja.


    Setelah melewati Desa Sungai Tohor Barat, Lukun (Kecamatan Tebingtinggi Timur) dan tiba di penyeberangan Semulut, menambah biaya menyeberangi Selat Panjang menggunakan kempang sebesar Rp10 ribu ke Desa Banglas Barat, (Kecamatan Tebingtinggi). Kalau pulang pergi menghabiskan Rp20 ribu.   


    "Dan kita bisa pulang pergi sesuka hati dan kapan saja jika lewat darat. Kalaupun mendesak harus menyeberang saat tengah malam bisa dengan menambah biaya penyerangan dua kali lipat yakni Rp20 ribu sekali menyeberang. Dengan minyak Rp 20 ribu juga sudah bisa berkeliling sepuasnya menggunakan motor. Bahkan minyaknya masih cukup untuk pulang kembali ke Sungai Tohor. Dengan  biaya yang sama jika naik motor nya berboncengan berdua. Tentunya jauh sekali hematnya," terangnya.


    Setelah dibukanya akses jalan poros Lukun-Sungai Tohor, tingkat kunjungan orang-orang datang ke Sungai Tohor juga sangat tinggi. Termasuk sebaliknya dari Sungai Tohor ke Selatpanjang.


    Ia menceritakan saat ini, semua hasil yang ada di Sungai Tohor sudah bisa dijual ke Selatpanjang. Ada sejumlah masyarakat yang subuh sudah turun ke Selatpanjang membawa berbagai macam barang jualan. Mulai dari sayur mayur, hasil pertanian, perkebunan dan lainnya.


    "Pagi sekitar pukul 06.30 Wib sudah bisa sampai di Selatpanjang dan menjual dagangannya di pasar. Sebaliknya, orang Sungai Tohor yang hanya membeli barang dagangan ke Selatpanjang dan menjualnya di kampung sudah bisa kembali pukul 09.30 Wib," ujar Erwin.


    Selain itu diakuinya dengan telah dibukanya akses Sungai Tohor-Lukun saat ini, harga pinang di Sungai Tohor langsung naik. Kini harga perkilo Rp 15 ribu. Padahal sebelumnya jauh dibawah itu. "Bahkan langsung dijemput ke rumah-rumah warga yang punya kebun pinang," kata Erwin.


    Pria yang juga sebagai Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sungai Tohor ini menuturkan, dengan telah terbukanya jalan tersebut sangat berpengaruh kepada peningkatan ekonomi masyarakat di sana. Diakuinya semua itu dampak positif dari dibukanya akses jalur darat dari Sungai Tohor ke Selatpanjang.


    Menurutnya sudah sangat lama sekali masyarakat mendampakan dibukanya akses darat tersebut. Setidaknya saat dimulainya pengerjaan pada Tahun 2011 lalu. Kini, sudah satu dekade masyarakat kami menahan kebahagiaan seperti sekarang.


    "Masyarakat Tebingtinggi Timur bersyukur, jalan yang didamba-dambakan pengerjaannya bisa selesai dan sudah bisa dilalui. Jalan ini sangat membantu masyarakat dan menimbulkan multiplier effect yang sangat besar. Baik secara ekonomi, maupun lainnya," kata Erwin.


    Panjang jalan dari Lukun ke Sungai Tohor, sekitar lebih kurang 28 kilometer. Awal mula dimulainya pembangunan jalan poros, Lukun-Sungai Tohor ini pemerintah setempat menggelontorkan anggaran sebesar lebih kurang Rp11 miliar. Namun sempat meninggalkan persoalan yang membuat pihak rekanan harus berurusan dengan hukum dan dijebloskan ke dalam bui. 


    Karena tingginya harapan masyarakat agar jalan poros itu bisa terbuka, pemerintah melanjutkan pembangunannya pada Tahun 2014. Peningkatan Jalan Poros Lukun - Sungai Tohor ini kembali dianggarkan sebesar Rp13.579.268.000.


    Setelah dua kali tahun anggaran pembangunan jalan dilakukan, belum membuka akses ke Ibukota. Namun Pemkab Meranti tidak menyerah. 


    Pada Tahun 2015, Pemkab Meranti mencoba membuka akses tersebut dari titik sebaliknya. Yakni dari Desa Sungai Tohor. Saat itu disiapkan anggaran sekitar Rp4.663.828.000. Namun hanya berhasil dieksekusi sepanjang 1,5 kilometer saja. Di tahun berikutnya (2016) pengerjaan langsung dari dua titik, Lukun dan Sungai Tohor. Peningkatan jalan poros dari arah Sungai Tohor disiapkan anggaran Rp45.532.311,00. Sedangkan dari Desa Lukun dialokasikan anggaran Rp19.278.966.000. Sampai batas pekerjaan selesai, jalan base B di Sungai Tohor terbangun sepanjang 6,7 KM, sedangkan jalan dari arah Lukun hanya 3,45 KM. Padahal, base B jalan poros dari arah Desa Lukun harusnya dibangun sepanjang 5 KM dengan lebar 7,6 meter.


    Di Tahun 2019 sebesar Rp8.035.902.226,92 kembali disiapkan untuk melanjutkan pembangunan jalan poros yang akan membuka akses dari Kecamatan Tebingtinggi Timur, ke Kecamatan Tebingtinggi ini. Perjuangan Pemkab Meranti terus ditunjukkan. Melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) pada Tahun 2020 dengan anggaran meyakinkan sebesar Rp24.185.902.854,30 akhirnya akses tersebut bisa terbuka dengan pengerasan.


    Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU PRPKP Fajar Triasmoko MT mengungkapkan bahwa membangun jalan di wilayah Kepulauan Meranti memiliki tantangan yang sangat besar. Sebab, kondisi lahan gambut yang sangat lembut dan mudah amblas. 


    "Agar material pasir dan batu tidak tenggelam, kami menggunakan uyung sagu (kulit batang sagu) yang disusun sebelum dilapisi geotek. Setelah itu baru ditimbun dengan base. Jika tidak, banyak material yang tenggelam ditelan lahan gambut," ungkapnya.


    Perlintasan Warga Tanjung Samak ke Selatpanjang


    Selain menguntungkan bagi masyarakat di Sungai Tohor dan sejumlah desa di Tebingtinggi Timur, ternyata dengan telah dibukanya akses Lukun - Sungai Tohor ini juga berdampak kepada masyarakat Desa Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang dan Sekitarnya yang berada diseberang pulau. Karena bisa ditempuh dengan waktu yang lebih cepat. 


    Warga Sungai Tohor, Erwin Finalis menginformasikan setidaknya ada sebanyak 4 kali kempang asal Tanjung Samak yang masuk melalui Desa Tanjung Sari dan Nipah Sendanu. Total penumpang yang menggunakan sepeda motor dalam sehari hampir mencapai seratusan. Sebab jika melalui jalur Sungai Tohor - Lukun memakan waktu lebih singkat. Sekitar dua sampai tiga jam dari Tanjung Samak ke Selatpanjang melalui jalur ini.


    Hal itu diakui Adek Bakri. Warga Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang. Ia baru pertama kali ke Selatpanjang menggunakan jalur Lukun - Sungai Tohor. 


    "Selain lebih cepat, ternyata jalannya juga cukup bagus saat dilintasi. Jadi, memang sejak jalan ini buka, sudah banyak warga Rangsang yang memilih jalur jalan ini untuk ke Selatpanjang menggunakan sepeda motor," kata Adek.



    Atasi Banjir Dengan Swakelola


    Sebagai langkah finishing untuk memudahkan masyarakat melintas di jalan poros antar kecamatan itu, Bidang Bina Marga, Dinas PUPRPKP membenahi beberapa persoalan yang masih menjadi kendala. Mulai dari masalah banjir atau genangan di ruas jalan, cekungan atau lobang yang timbul akibat pemadatan, sampai dengan membenahi drainase yang berada di sisi kiri dan kanan jalan.


    Penyelesaian beberapa masalah dilakukan secara swakelola. Selain butuh cepat, juga agar lebih efektif dan efisien.


    Seperti saat wartawan bersama pihak Bina Marga, camat dan para kades setempat melakukan pengecekan dilapangan, Sabtu (30/1/2020) lalu. Sejumlah alat berat terlihat bekerja. Ada yang tugasnya menormalisasi drainase, membuat saluran air dari jalan ke darinase, meratakan tanah, sampai melakukan pemadatan jalan. Selain itu terlihat belasan dum truck hilir mudik mengangkut dan mencurahkan tanah timbun di jalan-jalan yang berlubang dan digenangi air.


    Kepala Bidang BIna Marga, Fajar Triasmoko MT didampingi Kasi Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan, Rahmat Kurnia ST mengaku bahwa kondisi jalan tersebut memang sudah selesai dibangun dengan pengerasan. Namun belum maksimal bisa dilalui oleh masyarakat. Karena masih terdapat genangan air dan jalan yang berlobang.


    "Kemarin sempat terjadi banjir di jalan yang terletak di antara Desa Lukun dan Sungai Tohor Barat. Genangan air sepanjang lebih kurang 3-4 kilometer dengan kedalaman mencapai setengah meter saat hujan lebat kemarin. Hal itu disebabkan tidak terbukanya saluran pembuangan ke drainase di sisi jalan. Sehingga kita turunkan alat berat untuk membuat jalur pembuangan," terangnya.


    "Selain itu lebih kurang sepanjang 14 kilometer jalan dilakukan pelapisan supaya rata dan mudah dilalui masyarakat nantinya," tambahnya.


    Fajar mengaku penuntasan jalan Lukun-Sungai Tohor dilakukan karena masa bakti Bupati Drs H Irwan MSi dan Wakil Bupati, Drs H Said Hasyim akan segera berakhir di pertengahan Februari ini. "Makanya dengan selesainya jalan ini dan sudah bisa digunakan masyarakat akan menjadi kado terindah nantinya di akhir masa jabatan Pak Bupati," harapnya.


    Kepala Desa Lukun, Lukman didampingi Kades Sungai Tohor Barat mengatakan dengan telah tembusnya jalan dari Lukun menuju Sungai Tohor membuat masyarakat sangat senang dan bahagia. Karena jalan ini menjadi dambaan masyarakat sejak lama. Bahkan pada masa lalu jalan ini hanya sebuah mimpi masyarakat.


    "KIni telah menjadi kenyataan. Tentunya kami sangat bersukur dan berterimakasih kepada Pemkab Meranti, khususnya Bina Marga, PUPRPKP," ucap Lukman.


    Camat Tebingtinggi Timur, Tunjiarto menimpali dengan membersihkan tali air dan melakukan normalisasi menjadi langkah bijak Bina Marga menyelesaikan masalah banjir di bodi jalan. Termasuk melapisi jalan poros ini.


    "Terimakasih kepada Pemkab Meranti. Sepuluh tahun kami menantikan jalan ini bisa terbuka. Ini menjadi mimpi masyarakat yang diwujudkan jadi kenyataan," ungkapnya.


    Meski begitu, dengan telah dibukanya akses tersebut menimulkan persoalan lain. Dimana penumpang speed boat menjadi sepi. Hal itu akan merugikan sebagian masyarakat di desa lain di Tebingtinggi Timur, seperti Kepau Baru, Tanjung Sari dan Tanjung Gadai. Sebab dari wilayah desa tersebut masih harus menggunakan jasa transportasi laut untuk bisa ke Selatpanjang.


    "Total Jalan poros dari Tebingtinggi Timur, menuju Kecamatan Tebingtinggi lebih kurang 34,5 kilometer. Sementara yang baru selesai dan bisa dilalui secara baik baru sekitar 28 kilometer atau hanya menuju ibukota kecamatan saja di Sungai Tohor. Sementara akses menuju desa lain masih belum terbuka secara baik," katanya.


    Oleh sebab itu, ia mengharapkan kepada Pemkab Meranti dapat melanjutkan sisa pembangunan ini nantinya. Sehingga masyarakat Desa Kepau Baru, Tanjung Sari dan Tanjung Gadai juga bisa bahagia seperti desa lainnya," harapnya.


    Plt Kepala Dinas PUPRPKP, H Rosdaner menegaskan akses jalan pengerasan dari Sungai Tohor ke Desa Lukun sudah selesai dilaksanakan. Saat ini tinggal merapikan dan pemeliharaan.


    "Hari ini kita turun untuk melihat secara langsung. Alhamdulillah, masyarakat merasa senang dan apa yang kita bangun berguna bagi mereka," kata pejabat yang akrab disapa Om Daner ini.


    Ia menambahkan dalam waktu dekat akan dilakukan peresmian terhadap jalan Lukun - Sungai Tohor ini oleh Bupati, Drs H Irwan MSi. Dan hal ini menjadi salah satu keberhasilan dalam membuka keterisoliran daerah (Ahmad)

    Subjects:

    Kolom
  • No Comment to " Akhirnya Terwujud, Jalan Dambaan Menuju Ibukota Telah Terbuka "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com yLx3F0.jpg