KORANRIAU.co-Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan ultimatum kepada Pertamina untuk merampungkan proyek kilang Tuban di Jawa Timur. Jokowi meminta agar proyek tersebut tuntas paling lambat pada 2023 mendatang.
"Saya sampaikan agar tidak lebih dari tiga tahun harus rampung semuanya. Mintanya tadi empat tahun, tapi tiga tahun harus rampung semuanya," kata Jokowi seusai berkeliling area kilang eksisting TPPI yang sahamnya mayoritas dimiliki Pertamina, Sabtu (21/12).
Hingga saat ini, menurut Jokowi, proyek kilang Tuban belum bisa terealisasi karena terganjal masalah lahan. "Saya dapat informasi masih menyelesaikan persoalan lahan. Ini juga sudah saya beri batasan waktu, tidak bisa lebih dari tiga bulan dari sekarang. Kalau sanggup, ya, sanggup. Kalau enggak sanggup, ngomong," ujar Jokowi.
Dikutip dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), kilang minyak Tuban adalah proyek pembangunan kilang minyak baru dengan kapasitas produksi 300 ribu barel per hari yang akan dibangun di Tuban, Jawa Timur. Perencanaan pembangunan Kilang Minyak Tuban akan menggunakan konfigurasi petrokimia yang terintegrasi dengan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama.
Proyek kilang Tuban yang ditugaskan kepada Pertamina dengan investor swasta Rosneft ini diharapkan dapat menekan impor petrokimia sebagai bahan baku industri. Ditargetkan, produksi dari kilang Tuban bisa menghemat devisa hingga Rp 56 triliun.
Dalam beberapa kali kesempatan, Jokowi memang sempat menyampaikan kekesalannya karena lambannya pembangunan kilang minyak. Padahal, menurut dia, kilang merupakan satu solusi untuk menekan angka impor dan memperkecil defisit neraca perdagangan.
"Saya sampaikan, sebetulnya habis p lantikan yang pertama saya sampaikan, saya minta kilang ini segera dibangun. Tapi, sampai detik ini, dari lima yang ingin kita kerjakan, satu pun enggak ada yang berjalan. Satu pun," kata Jokowi saat membuka Musrenbangnas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12).
Presiden mengatakan, pembangunan kilang minyak akan menekan impor minyak yang selama ini dilakukan. Bahkan, dengan adanya kilang minyak juga akan memberikan banyak hasil turunan, seperti petrokimia. Pemerintah mencatat, selama ini Indonesia mengimpor petrokimia dengan jumlah besar, yakni mencapai Rp 323 triliun per tahun.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, peluang pasar bisnis petrokimia di Indonesia sekitar Rp 40 triliun hingga Rp 50 triliun per tahun. Selain itu, bisnis petrokimia mempunyai margin lebih tinggi daripada BBM. "Pembangunan kompleks industri petrokimia akan lebih menjamin keberlanjutan bisnis perseroan," ujar Nicke.
Pembangunan industri petrokimia, lanjut Nicke, juga akan lebih efisien karena diintegrasikan dengan kilang sehingga produk samping petrokimia dapat dimanfaatkan kembali oleh kilang baik untuk bahan bakar kilang itu sendiri maupun dapat menjadi produk BBM.republika/nor

No Comment to " Proyek Kilang Tuban, Presiden Ultimatum Pertamina "