• Isu Taliban Bikin Heran Novel Baswedan

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Kamis, 10 Oktober 2019
    A- A+

    KORANRIAU.co- Isu Taliban di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat penyidik senior Novel Baswedan heran. Novel menepis mentah-mentah isu Taliban tersebut.

    Dalam catatan detikcom, isu mengenai perseteruan antara polisi Taliban dan polisi India di KPK awalnya diembuskan oleh Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. Saat itu Neta meminta pimpinan KPK menjaga soliditas internal.

    "Sekarang berkembang isu di internal. (KPK). Katanya ada polisi India dan ada polisi Taliban. Ini kan berbahaya. Taliban siapa? Kubu Novel (penyidik senior KPK, Novel Baswedan). Polisi India siapa? Kubu non-Novel. Perlu ada ketegasan komisioner untuk menata dan menjaga soliditas institusi ini," kata Neta dalam diskusi bertema 'Bersih-bersih Jokowi: Menyoroti Institusi Antikorupsi' di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2019).

    Neta menyayangkan konflik terjadi di internal KPK. Ia menilai konflik tersebut terjadi karena ketidaktegasan para pimpinan KPK.

    "Sejauh ini para komisioner tidak tegas dan cenderung berpihak. Novel kan baru, harusnya mereka bersinergi menjaga soliditas. Jangan karena perkara Novel tidak terungkap, lalu menjadi alasan mereka sangsi terhadap institusi Polri. Novel sendiri kan anggota Polri dulunya," papar Neta.

    Neta bahkan menuding KPK juga bermain politik. Dia menyebut KPK seolah 'menargetkan' orang-orang yang ada di kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 01.

    "Sejak Desember sampai bulan ini, sebagian besar target OTT KPK pendukung 01. Alasannya apa? Ya mereka yang tahu," sebut Neta.

    "Tapi analisa kami, mereka ini kayanya bermain politik saat masyarakat terpecah antara 01 dan 02. Kemudian mereka ikut-ikutan terbelah. Sebenarnya mereka harusnya independen, tetap pada kerja profesional mereka," imbuhnya.

    Isu adanya polisi Taliban ini kemudian menjadi perbincangan sejumlah pihak. Mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas turut angkat bicara mengenai isu tersebut.

    Busyro membantah soal isu radikalisme, khususnya 'isu Taliban' di lingkup internal KPK. Dia menduga isu Taliban tersebut dipolitisasi oleh Istana.

    Busyro mulanya menjelaskan bahwa Taliban yang selama ini ada dalam tubuh KPK memiliki konteks yang berbeda. Dia mengatakan Taliban yang dimaksud dalam KPK adalah untuk menggambarkan penyidik-penyidik KPK yang militan.

    "Waktu saya masuk itu sudah ada Taliban-Taliban. 'Lha, kok Taliban to'. 'Pak ini tidak ada konotasi agama'. 'Lho kenapa?' Ini ikon Taliban itu menggambarkan militansi orang Afganistan, dan penyidik-penyidik KPK itu militan-militan. Ini ada Kristian Kristen, ini ada Kadek Hindu, ada Novel cs Islam. Jadi mereka biasa-biasa saja," kata Busyro kepada wartawan, Minggu (15/9/2019).

    "Jadi Taliban itu tidak ada konteksnya radikal. Hanya itu dipolitisasi. Dan politisasi itu ada indikasi dari istana," imbuh dia.

    Dia pun menyayangkan isu radikalisme kemudian digoreng sedemikian rupa untuk melemahkan KPK. Busyro menilai isu radikalisme yang bahkan masuk dalam materi psikotes pimpinan KPK kekanak-kanakan.

    "Kemudian dikembangkan oleh pansel kan. Mengapa baru kali ini pansel itu nggak punya kerjaan seolah-olah nggak punya konsep. Ada tiga guru besar, (tapi) materi psikotesnya pakai isu-isu radikalisme, tapi pertanyaan-pertanyaannya itu childish banget, misalnya kalau ada bendera Merah-Putih menghormati itu bagaimana. SMP itu," tutur Busyro.detikcom/nor


    Subjects:

    Nasional
  • No Comment to " Isu Taliban Bikin Heran Novel Baswedan "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com yLx3F0.jpg