Kabut asap di Pekanbaru dirasakan oleh masyarakat sejak pagi hari yang membuat banyak pengendara motor dan pejalan kaki merasakan udara tidak sehat dan gangguan jarak pandang bagi pengendara.
Salah seorang pengendara motor Syafrizal (39) mengaku sempat kaget melihat kondisi Kota Pekanbaru yang sudah lama tak dikepung asap tebal akibat karhutla, kini kembali dirasa cukup pekat di pagi hari.
Ia bahkan terpaksa menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar ruangan karena bau asap pembakaran yang cukup pekat terasa sesak di saluran pernapasan.
“Tadi pagi (Senin, red) sekitar pukul 08.00 WIB-08.30 WIB kabut asap terasa pekat dari arah HR Soebrantas, SM Amin, dan Tuanku Tambusai. Bau asap jelas menyengat ke hidung. Jarak pandang juga berkurang hanya sekitar 100 meter. Tapi menjelang pukul 09.00 WIB ke atas menghilang. Namun masih terasa ada bau-bau asap pembakaran. Menipis karena matahari sudah naik,” jelasnya.
Ia berharap kabut asap yang terjadi di akhir bulan Juni ini tidak menjadi awal karhutla parah yang sempat dirasakan masyarakat Pekanbaru beberapa tahun sebelumnya.
Pasalnya, bukan hanya membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat, dampaknya juga melumpuhkan perekonomian Pekanbaru.
“Semoga tidak terjadi karhutla parah seperti tahun 2019 lalu. Khawatir juga kalau kejadian lagi. Padahal beberapa tahun belakangan ini Pekanbaru sudah mulai terbebas dari kabud asap akibat karhutla,” ucapnya.
Hal senada dikeluhkan Veri (52), salah seorang pengendara motor yang melintas di Jalan Tuanku Tambusai ujung yang juga merasakan bau asap cukup pekat dan mengurangi jarak pandang serta mengganggu aktivitas masyarakat.
“Napas mulai terasa sesak. Mata juga perih akibat paparan asap yang terus-menerus. Semoga ini tidak berlangsung lama. Kasihan masyarakat rentan kalau terpapar asap yang kian tebal,” ucapnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau menduga kabut asap ini akibat karhutla di Kampar.
“Karhutla masih terjadi di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Mungkin asapnya itu yang sampai ke Pekanbaru karena lokasinya berdekatan dengan Kota Pekanbaru,” ujar Kepala BPBD dan Damkar Riau M Edy Afrizal, Senin (30/6).
Dengan status ini, pengiriman personel, logistik, dan dukungan teknis bisa dilakukan lebih cepat. Selain itu, koordinasi antar instansi seperti BPBD, TNI, Polri, hingga perusahaan-perusahaan yang memiliki lahan juga bisa dilakukan lebih efektif,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Irwansyah Nasution menjelaskan, berdasarkan pantauan satelit BMKG Pekanbaru pada pukul 16.00 WIB, titik panas terdeteksi di wilayah Riau berkisar 4 yang tersebar di Bengkalis 1, Dumai 1, dan Rokan Hilir 2.
Sedangkan titik panas wilayah Sumatera berjumlah 26 titik yang tersebar di Sumatera Utara 9 titik, Aceh 5, Sumatera Selatan 5, Jambi 3, dan Riau 4 titik.
Jarak pandang di Pekanbaru berkisar 10 km, Rengat 8 km, Pelalawan 10 km, dan Tambang 10 km. rpc
No Comment to " Pekanbaru Mulai Diselimuti Asap Karhutla "