• WNI Disekap di Myanmar Diam-diam Pakai HP, Terakhir Kontak 23 April

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Sabtu, 06 Mei 2023
    A- A+



    KORANRIAU.co-Warga negara Indonesia (WNI) yang disekap di Myawaddy, Myanmar, sempat mencuri-curi kesempatan menggunakan ponsel diam-diam untuk menghubungi keluarga. Namun, ia hilang kontak sejak 23 April.


    Rosa, saudara salah satu korban penyekapan berinisial N, mengatakan ponsel para WNI disita oleh perusahaan tempat mereka bekerja tak lama setelah tiba di lokasi.


    Mulanya, perusahaan belum menyita ponsel ketika mereka menginjakkan kaki di Myawaddy. Namun, salah seorang WNI yang lebih dulu terjebak di sana membocorkan bahwa telepon genggam mereka tak lama lagi akan dirazia.


    "Dia [WNI yang lebih dulu terjebak] bilang, nanti coba deh lihat HP kamu akan dirazia. Katanya gitu. Nanti dibatasi tuh semua komunikasi. Jadi kalau bisa disembunyikan," kata Rosa kepada CNNIndonesia.com sambil meniru ucapan WNI tersebut kepada Novi.


    "N ini nurut. Dia sembunyikanlah HP itu sehingga HP-nya enggak disita. Itulah mengapa dia bisa menghubungi saya."


    Berdasarkan keterangan Rosa, sejak dijemput di Bangkok, Thailand, para WNI sebetulnya sudah mulai diawasi "orang-orang" perusahaan. Mereka dilarang menghubungi keluarga saat pertama tiba di Negeri Gajah Putih.


    N dan rombongan saat itu memang diterbangkan ke Thailand sebelum akhirnya diselundupkan ke Myanmar melalui jalur sungai.


    "Enggak bisa ngobrol gitu soalnya katanya ada pengawasnya [saat tiba di Bangkok]. Enggak boleh dulu menghubungi keluarga," ujar Rosa.


    Setelah bekerja selama beberapa bulan sejak Oktober 2022, para WNI itu pun merasa jengah. Mereka tak lagi mau menipu orang seperti yang diminta perusahaan.


    Para WNI ini memang diminta menjerat korban untuk melakukan investasi bodong di suatu situs. Pekerjaan itu baru mereka ketahui setelah menandatangani kontrak dalam bahasa Mandarin.


    WNI yang jengah lantas melakukan mogok kerja. Aksi ini tak ayal membuat perusahaan naik pitam hingga akhirnya menyekap WNI yang memberontak. Mereka diancam dijual ke perusahaan lain.


    "Karena saya enggak bisa menghubungi, saya hanya tahu [kabar] dari mana dari mana. N dan dua orang temannya ini katanya ditahan di penjara militer. Kita udah bener-bener lost contact. Enggak bisa mengontak mereka lagi," ucap Rosa.


    "[Hilang kontak] waktu mereka mau disekap itu 23 April 2023," katanya lagi.


    Rosa pun mengupayakan segala cara agar N bisa diselamatkan.


    "Makanya kita mendorong banget supaya viral maksudnya kami mengharapkan pemerintah ada langkah-langkah khusus untuk permasalahan ini," tuturnya.


    Pihak keluarga korban juga sudah melapor ke Bareskrim Polri untuk menjerat para pelaku perekrutan. Laporan itu diterima dan teregister dengan nomor LP/B/82/V/2023/SPKT/Bareskrim Polri tertanggal 2 Mei 2023.


    Dalam laporan tersebut, P dan A diduga melakukan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) sebagaimana dalam Pasal 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2007.


    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI juga mendesak otoritas Myanmar untuk mengambil langkah efektif guna menyelamatkan para WNI.


    "KBRI Yangon dan KBRI Bangkok antara lain mendesak otoritas Myanmar mengambil langkah efektif untuk menyelamatkan para WNI," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, Rabu (3/5).


    Judha mengatakan Kemlu RI juga sudah melayangkan nota diplomatik ke Kemlu Myanmar terkait penyekapan para WNI tersebut.


    Menurut Judha, tantangan untuk menyelamatkan para WNI itu tinggi karena mayoritas dari mereka berada di Myawaddy, lokasi konflik bersenjata antara militer Myanmar dan kelompok pemberontak.


    KBRI Yangon pun berupaya "memetakan jejaring yang ada di Myawaddy melalui kerja sama dengan berbagai lembaga pemerhati kasus online scam."cnnindonesia/nor

    Subjects:

    Olahraga
  • No Comment to " WNI Disekap di Myanmar Diam-diam Pakai HP, Terakhir Kontak 23 April "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com yLx3F0.jpg