• Wujudkan SDM Meranti Yang Unggul Untuk Majukan Daerah

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Selasa, 03 Maret 2020
    A- A+

    KORANRIAU.co,MERANTI-Pembangunan tidak mesti hanya berupa fisik,  tidak juga harus berbentuk barang.  Pemerintah Kabupaten (Pemkab)  Kepulauan Meranti menilai pembangunan akhlak juga sangat perlu dilaksanakan.  Termasuk pembangunan jiwa,  otak dan raga masyarakat.  Sehingga nantinya Sumber Daya Manusia (SDM) di kabupaten termuda di Provinsi Riau itu bisa lebih baik.



    Dengan SDM yang unggul,  tentunya akan menjadikan daerah akan lebih maju dan berkembang lebih cepat. Dengan begitu Kepulauan Meranti bisa bersaing dengan kabupaten/kota yang ada di Riau.



    Karena diyakini, dengan meningkatnya SDM masyarakat Meranti akan berpengaruh kepada semakin meningkat pula kesehatan. Karena orang yang pintar tidak ingin jiwa dan raganya menjadi sakit.



    Hal itu pula yang mendasari Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Said Hasyim untuk terus meminta kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar fokus menyiapkan program untuk meningkatkan SDM anak-anak Meranti.



    “Kami ingin menjadikan Meranti kedepan bagaimana membangun jiwa dan raga, akhlak dan budipekerti,  mental spiritual, membangun fisik raga dan otak yang cerdas. Sehingga SDM kita bisa bersaing dengan daerah lain,” ungkapnya.



    Walaupun fokus bagaimana bisa membangun SDM masyarakat, bukan berarti Pemkab Meranti tidak membangun infrastruktur,  investasi dan lainnya. Tetapi paling tidak, dalam pembangunan fisik harus dibarengi dengan pembangunan manusianya.



    “Kalau daerah berkembang karena ketersediaan seluruh fasilitas infrastruktur, maka nantinya pihak luar yang akan menikmati dan duduk untuk mengisi berbagai jabatan yang ada di Meranti. Sementara anak-anak daerah hanya sebangai penonton saja. Namun, jika masyarakat sudah memiliki SDM yang unggul, maka bisa mengambil kesempatan dalam kemajuan daerah. Oleh karena itu harus kita persiapkan sejak saat ini,” katanya.



    Said Hasyim meminta setiap OPD memiliki sebuah terobosan. Tidak perlu banyak program. Cukup satu atau dua program saja, namun fokus dan memberikan manfaat besar kepada masyarakat.



    "Buat apa banyak program tapi tidak fokus. Akhirnya, habis begitu saja tanpa memberikan efek manfaat yang signifikan terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.



    Menurutnya, saat ini sesuai dengan arahan dari presiden, fokus pembangunan bukan hanya pada masalah fisik, tapi yang lebih utama adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), yang dilanjutkan dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.



    Dikatakannya, pada dasarnya tujuan dari pembangunan adalah dalam rangka membangun jiwa dan raga masyarakat menuju masyarakat yang adil dan sejahtera. Namun kenyataan saat ini semua pihak belum terlalu fokus dalam upaya membangun jiwa dan raga masyarakat.



    Pembangunan jiwa dan raga harus dimulai sejak dini dengan cara memberikan asupan gizi yang cukup kepada anak, dilanjutkan dengan pendidikan yang bermutu agar anak-anak Meranti tumbuh menjadi generasi emas yang mampu membangun Meranti lebih baik lagi dimasa yang akan datang.



    Jika pembangunan jiwa dan raga ini sukses, otomatis akan dikuti dengan suksesnya pembangunan fisik infrastuktur dan lainnya. Sebaliknya, jika pembangunan jiwa dan raga gagal, maka segala pembangunan yang dilakukan tidak akan memberikan dampak signifikan.



    Wabup juga menyadari, peran dari lembaga pendidikan didaerah juga sangat penting. Terutama sekolah tinggi. Menurutnya dengan keberadaan sekolah tinggi yang ada di Meranti dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan SDM anak-anak daerah.



    “Kita di Meranti memiliki tiga sekolah tinggi yakni STKIP Meranti Nanda Al Mustoffa, STAI Nurul Hidayah dan AMIK Selatpanjang. Melalui tiga sekolah tinggi ini dapat memberikan kesempatan anak-anak daerah yang belum bisa diterima di Perguruan Tinggi Negeri atau swasta yang ada di luar Meranti,” rincinya saat menghadiri wisuda STKIP Nanda AL Mustoffa di Kelurahan Teluk Belitung, Kecamatan Merbau, Senin (2/3/2020).



    Melalui keberadaan sekolah tinggi yang ada di daerah akan semakin memberikan kesempatan dan peluang bagi anak daerah untuk bisa memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik. Ia bahkan menginginkan agar di Meranti nantinya bisa berdiri sebuah universitas. Sehingga semakin banyak anak Meranti yang bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu (S1) dalam rangka peningkatan SDM daerah.



    “Kedepan bagaimana kita bisa memiliki universitas di Meranti. Ini penting untuk mendorong peningkatan SDM anak-anak Meranti,” ucap Wabup.



    Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi LL Dikti Wilayah X Padang Prof Dr Herri SE MBa juga mengucapkan terimakasih kepada STKIP Nanda Al Mustoffa yang telah membantu Pemkab Meranti. Karena telah berperan dalam membantu program daerah.



    “Apalagi STKIP Nanda Al Mustoffa sudah melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik. Hal itu dibuktikan telah melaksanakan wisuda sebanyak dua kali. Ada 253 perguruan tinggi yang kita bina STKIP Meranti merupakan perguruan tinggi yang sah dan legal,” tegasnya.



    Prof Herri juga mengaku tantangan tantangan didunia pendidikan saat ini akan semakin tinggi. Tercatat di Indonesia saja, jumlah sarjana masih sedikit yakni berkisar 10 persen. Hal itu tentu saja berpengaruh kepada kesejahteraan.



    “Pendidikan tinggi berpengaruh kepada kesejahteraan daerah.  Orang yang berilmu bisa mencerahkan dan jalan keluar orang lain.  Orang berilmu bisa memberikan kritik dan komunikasi yang lebih baik.  Makanya perlu diperbanyak orang-orang yang berilmu,” terangnya. 



    Diminta Peran Pemdes, Pemcam dan OPD



    Untuk masalah pembangunan jiwa dan raga masyarakat ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tapi perlu sinergitas dan kerjasama. Mulai dari pemerintahan desa, kecamatan, hingga kabupaten melalui OPD terkait.



    “Nantinya, dirancang program-program yang harus sinkron dengan program yang ada di kabupaten, provinsi dan nasional. Agar, memudahkan dalam hal penyaluran bantuan dan pelaksanaan program,” pinta Wabup.



    Disebutkannya ditiap desa dengan melihat potensi yang ada sangat tidak mungkin masyarakat Meranti hidup miskin. Meranti memilki tanah yang subur dengan hasil perkebunan yang cukup memuaskan. Namun jika dihitung dari angka pendapatan dan data kesehatan, sebanyak 27 persen lebih penduduk Meranti masuk kategori miskin dengan angka stunting yang cukup besar.



    “Intinya masyarakat butuh bimbingan dari desa, kecamatan hingga dinas terkait melalui program-program pemberdayaan masyarakat. Agar lebih tepat sasaran, dalam penyusunan program, jangan hanya dilakukan dibelakang meja, tapi harus turun secara terus menerus kelapangan agar mengetahui secara detil kebutuhan masyarakat. Mari sama-sama secara bertahap kita bagun jiwa dan raga masyarakat," pungkas Wabup.



    Kepala Bappeda Meranti, Dr Ir Maamun Murod mengaku saat ini angka kemiskinan di Meranti sebesar 27 persen lebih. Dan hal itu masih yang tertinggi di Provinsi Riau. Untuk itu diperlukan perhatian serius dari dari semua OPD, dunia usaha serta akademisi. Terutama koordinasi dari seluruh pemcam dan pemdes untuk bersama-sama mengatasi kemiskinan di Meranti.



    "Dengan kondisi kemiskinan kita yang cukup tinggi sudah sangat mendesak dilakukannya penyusunan strategi jitu dengan mengolah data secara cepat dan akurat," ujar Morod.



    Saat ini dalam rangka sinergitas penanganan kemiskinan antar semua OPD sesuai dengan fungsinya masing-masing, Bappeda Meranti tengan membangun sebuah aplikasi bekerjasama dengan AMIK Selatpanjang.



    "Semoga dengan Aplikasi yang mudah digunakan ini dapat mengintegrasikan semua program di OPD dalam upaya menekan angka kemiskinan, jadi tidak ada lagi oenggunaan aplikasi sendiri-sendiri yang hanya akan kenimbulkan perbedaan data," jelasnya lagi.



    Selain penerapan sistem Aplikasi juga diperlukan Tim yang solid dan kuat yang dapat mengawal upaya pengentasan kemiskinan ini baik dari pemerintah daerah, sektor swasta maupun institusi pendidikan.



    "Dengan begitu upaya menekan angka kemiskinan dapat dilakukan secara masif dan optimal," pungkas Murod.



    Stunting Harus Dituntaskan



    Untuk menciptakan SDM yang unggul, masalah kesehatan juga memiliki kaitan erat. Sementara, masalah stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Meranti.



    Saat ini, stunting merupakan masalah krusial nasional dan menjadi salah satu atensi presiden yang harus segera dituntaskan segera tak terkecuali di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dari hasil pendataan Dinas Kesehatan Meranti jumlah penderita stunting di daerah perbatasan Indonesia ini mencapai 1170 orang atau 12 persen dari total balita yang tersebar di 24 desa dan 6 kecamatan di Meranti.



    Tingginya angka Stunting di Meranti telah membuat Meranti menjadi lokus penuntasan masalah ini di Provinsi Riau bersama Kabupaten Rokan Hilir dan Pelalawan.



    Pemkab Meranti juga sudah membuat tim Satgas yang terdiri dari seluruh OPD, pemerintah desa, serta kader posyandu untuk melakukan pendataan dan penanganan.



    Pemkab Meranti menyadari untuk mengatasi masalah gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi kronis tersebut tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus melibatkan semua pihak terkait. Untuk itu Pemkab Meranti disamping terus melakukan koordinasi antar OPD, kecamatan dan desa juga melibatkan Pemerintah Provinsi Riau.



    Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Said Hasyim, masalah stunting tak terlepas dari pola pikir dan prilaku masyarakat yang dipengaruhi oleh kualitas SDM. Oleh karena itu untuk mengatasi stunting hal utama yang harus dilakukan adalah membangun jiwa dan raga masyarakat.



    Masalah stunting menurut Wabup adalah seperti gunung es yang hanya terlihat dipermukaan, namun pada tingkat dasar banyak masalah yang terjadi yang menyebabkan stunting seperti kurang terbangunnya jiwa dan raga masyarakat.



    "Karena sebelum jiwa dan raga masyarakat terbagun dengan baik, segala pembangunan yang dilakukan hanya bersifat semu dan tidak berarti apa-apa. Jika pembangunan jiwa dan raga berhasil maka otomatis akan mendorong suksesnya pembangunan lainnya dan akan membawa Meranti menjadi daerah yang besar," jelas Wabup.



    Ia mengaku kualitas SDM di Meranti sangat terbatas. Untuk mengatasinya Wabup mengajak para pengelola kegiatan di OPD mengubah pola fikir. Jangan hanya menjalankan kegiatan fisik yang berorientasi proyek tapi juga memikirkan masalah pembangunan jiwa dan raga masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan.



    "Mari ubah pola pikir kita. Jangan hanya berorientasi proyek. Yang penting adalah bagaimana membangun jiwa dan raga dengan membina masyarakat," pintanya.



    Selajutnya Wabup menekankan semua dinas bertanggungjawab dalam menuntaskan stunting. Caranya dengan memprogramkan kegiatan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat agar bisa mandiri, dengan meningkatnya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat diyakini akan berdampak pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) gizi, kesehatan, serta kualitas pendidikan masyarakat.



    Dinas Kesehatan (Diskes) Kepulauan Meranti berharap agar dalam mengatasi persoalan stunting diwilayah Kabupaten termuda di Provinsi Riau itu mendapatkan bantuan dan partisipasi dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan lembaga lainnya. Sehingga bisa lebih cepat dan efektif.



    Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Diskes, M Hasrin SKM menyebutkan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab Diskes saja. Tetapi juga OPD lainnya.



    “Termasuk Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DSP3AP2KB), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMD), PKK dan OPD lainnya juga harus terlibat dalam mengatasi stunting di Meranti,” ungkapnya.



    Menurutnya, mengatasi stunting harus mulai dilakukan dari hulu. Artinya sebelum terjadi harus sudah terlebih dahulu diantisipasi.



    “Jika bisa kita cegah terjadi stunting, kenapa tidak kita lakukan. Bahkan sejak ibu hamil atau bayi belum dilahirkan sudah bisa kita cegah. Makanya dengan peran sejumlah OPD dan lembaga terkait akan lebih maksimal dan efektif nantinya upaya itu,” sebutnya.



    Hasrin menegaskan, pihaknya akan mengupayakan agar anggaran khusus untuk penanganan stunting bisa dilakukan nantinya dari pemerintah daerah. Termasuk membentuk tim bersama.



    “Jika kita punya anggaran khusus nantinya dalam mengatasi stunting banyak yang bisa kita lakukan. Mulai dari memaksimalkan sosialisasi, pemberian makanan tambahan dan lainnya,” ujarnya. 



    Saat ini program untuk mengatasi stunting yakni dengan pemberian susu. Karena susu bisa membantu memperbaki gizi si anak. “Melalui anggaran Provinsi dan Pusat, pemberian susu masih rutin kita lakukan,” tambah Hasrin.Advertorial/Ahmad

  • No Comment to " Wujudkan SDM Meranti Yang Unggul Untuk Majukan Daerah "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com yLx3F0.jpg