• Diana Tabrani Temui Wakil Ketua DPR RI Terkait Persekusi

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Selasa, 25 September 2018
    A- A+
    Korban persekusi di Pekanbaru 25 Agustus 2018, dr Diana Tabrani Rab, mengadu ke DPR RI. Diana datang bersama Front Pembela Bumi Lancang Kuning diterima oleh Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, di Gedung Nusantara III, Senayan (24/9/18). (foto: istimewa)



    JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menerima kedatangan dr Diana Tabrani dan suami Syed Lukman sebagai korban persekusi aparat 25 Agustus lalu, di ruang kerjanya di Senayan, Kamis (24/9/18). Diana dan suami datang bersama sejumlah elemen masyarakat Riau. Antaranya tokoh wanita Riau Hj Azlaini Agus, Panglima Front Pembela Bumi Lancang Kuning Muhammad Khalid Tobing, beberapa aktivis Riau, serta dari beberapa elemen lainnya.

    Front Pembela Bumi Lancang Kuning (FPBLK) pada kesempatan itu mendesak pemerintah melalui DPR RI segera mencopot Kapolda Riau, Kapolresta Pekanbaru serta Kabinda Riau, dipindahkan atau dimutasikan dari Riau agar kepercayaan masyarakat Riau terhadap pemerintah bisa pulih kembali.

    Fadli Zon merespon dengan tanggap kedatangan berbagai elemen masyarakat dari Riau ini. “Saya sudah mendengar peristiwa ini. Waktu kejadian saya berada di Mekkah,” katanya.

    Hj Azlaini Agus mengemukakan, apa yang terjadi demo kali ini, menghadapi kedatangan Ustadzah Neno Warisman memang luar dari biasanya. Menurutnya, aparat sangat agresif. 

    “Saya juga mantan pendemo. Tetapi aksi yang dilakukan para penegak hukum di Riau ini sudah memasuki pada tindakan tidak biasa. Main kekerasan. Main ancaman,” sebutnya.

    Menurut Azlaini Agus, bukan kerjanya seorang Kabinda turun ke lapangan terlibat langsung dan malah ikut mendorong-mendorong. Orang diperlakukan dengan semena-mena ini pun bukanlah orang yang telibat langsung dalam politik. Dia orang biasa, seorang dokter umum, secara kebetulan pula sahabat Ustadzah Neno Warisman.

    Sebetulnya, menurut Azlaini, yang membuat kegaduhan di Riau ini tidak lebih dari 20 orang. Melihat dari fisiknya, mereka bukanlah orang Riau. Kulit mereka gelap. Rambut keriting. Lalu ketika dirujuk dengan orang-orang berkulit gelap berambut yang bekerja di Pekanbaru, ternyata juga mereka bukanlah orang Indonesia Timur yang berada di Pekanbaru. “Mereka sengaja didatangkan dari luar Riau untuk membuat kegaduhan di Pekanbaru,” tambahnya.

    Ketika Azlaini Agus menyebutkan dr Diana adalah anak seorang tokoh penting di Riau, Prof dr Tabrani Rab, Fadli Zon langsung merespon. “Ya, saya tau. Saya tahu,” ujarnya.

    Diana Tabrani mengemukakan, dia berteman dengan Ustadz Neno Warisman. Ketika dia  menjemput Neno di bandara tidak menduga sama sekali bila tiba-tiba mobilnya yang ditumpangi Neno diadang oleh ratusan aparat kepolisian di dalam pintu gerbang keluar dari Bandara Sultan Syarif Kasim II.

    Pintu keluar ditutup. Pihak kepolisian mengatakan, ada massa di luar pagar yang melakukan aksi demo menolak kedatangan Ustadzah Neno Warisman. Di luar pagar massa yang segelintir itu seperti dibiarkan melakukan aksi, antaranya dengan membakar ban.

    Kemudian ketika kegaduhan makin membesar di luar karena terjadi penghalauan terhadap massa berambut keriting dan berkulit gelap, tekanan terhadap Diana dan Neno Warisman pun semakin kuat. Mobil diberi garis polisi. Orang-orang di dalam mobil tidak boleh keluar. Hingga yang orang mau mengantar makanan pun tidak diizinkan aparat. 

    Berikutnya, mobil ini dilempari pakai batu yang datang dari semak-semak seakan-akan dari massa yang kontra. Padahal tidak ada satu pun masyarakat umum yang bisa masuk ke semak-semak. Selain ada pagar dan parit, massa kontra juga masih ada berdiri sana.

    Syed Lukman, suami Diana menuturkan pula, dia pun kemudian mendapat perlakuan kasar dari Kapala BIN Daerah (Kabinda) Riau. Bukan saja didorong dan dipaparkan ke tembok tetapi juga diancam penghabisan nyawa.

    Menjelang 09.30 Diana dan Neno Warisman kemudian diajak berunding di ruangan VIP Lancang Kuning, Bandara SSK II. Kenyataannya, mobil yang dipakai membawa Neno menuju tangga ruangan naik ke pesawat. Pukul 10.00 malam itu Neno Warisman dipaksa juga pulang ke Jakarta dengan pesawat terakhir yang kebetangkatannya ditunda.

    Setelah mendengar uraian dari Diana Tabrani, Hj Azlaini Agus dan Panglima Front Pembela Bumi Lancang Kuning, Fadli meminta selain data yang sudah diberikan kemarin dia meminta tambahan lagi kalau ada peristiwa atau video lainnya. (rilis)


  • No Comment to " Diana Tabrani Temui Wakil Ketua DPR RI Terkait Persekusi "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com yLx3F0.jpg