KORANRIAU.co,PEKANBARU- Taman Jalur Teluk
Kuantan dipenuhi gemerlap cahaya dan dentuman musik. Malam penutupan Festival
Pacu Jalur 2025 berlangsung penuh semarak, menjadi penutup indah dari rangkaian
tradisi kebanggaan masyarakat Riau, khusus Kuantan Singingi.
Ribuan
warga tumpah ruah di sekitar lokasi, menyaksikan hiburan spektakuler disiapkan.
Panggung utama berdiri megah yang berhadapan langsung di tepi Sungai Kuantan,
dihiasi ornamen melayu dan sentuhan modern memanjakan mata.
Dari
kejauhan, sorotan lampu panggung berwarna-warni menembak ke langit menciptakan
suasana magis yang sulit dilupakan. Tak heran, malam itu menjadi titik
kulminasi dari euforia festival yang sudah berlangsung beberapa hari.
Acara
ini dibuka dengan tarian kolosal oleh puluhan penari yang tampil dengan kostum
penuh warna, mempersembahkan gerakan energik namun tetap kental dengan nuansa
melayu. Penampilan ini disambut tepuk tangan panjang, menandakan bahwa tradisi
bisa bersanding harmonis dengan kreativitas generasi muda.
Kemudian, hadir sebagai bintang tamu utama, Melly Mike membuka
penampilan dengan lagu-lagu hits yang membangkitkan semangat anak muda. Saat ia
melantunkan “Young
Black & Rich”, suasana semakin meriah.
Penonton
larut dalam hentakan musik yang berpadu dengan tarian kolaboratif Aura Farming
Pacu Jalur yang menambah kekayaan visual malam itu. Tarian tersebut dipandu
langsung oleh Rayyan Arkhan Dikha, menjadi simbol sinergi antara budaya
tradisional dan modernitas.
Dari
atas panggung Melly Mike menyapa seluruh penonton. Kemudian, ia turun kebawah
panggung agar lebih dekat dengan warga. Dengan gaya autentiknya, Melly Mike
menyebut salam kayuah, sapaan penuh semangat khas Pacu Jalur.
"Halo
Indonesia, apakabar?.. Salam Kayuah" ucap Melly Mike diseling pempilannya
di Taman Jalur, Taluk Kuantan, Kuansing, Minggu (24/08/2025) malam.
Melly
menuturkan rasa haru dan cintanya kepada masyarakat yang menyambutnya dengan
penuh hangat. Ia mengungkapkan, bahwa ramah tamah warga lokal membuat semakin
jatuh hati dengan Kuantan Singingi.
"Kepada
masyarakat Indonesia dan warga Kuansing, anda memiliki hati saya. Sejak saya
tiba, anda telah membuat saya merasa sangat diterima. Kebaikan, senyuman, dan
kemurahan hati anda, sungguh membuat saya merasa seperti pulang ke rumah
sendiri," tutur Melly Mike.
Ia
menambahkan, sejak awal dirinya tidak pernah merasa sebagai orang asing di Kota
Jalur. Kehangatan masyarakat, menurutnya, begitu tulus dan menyentuh.
"Saya
tidak merasakan apapun selain cinta di sini. Saya harap anda melihat saya tidak
hanya sebagai tamu, tetapi sebagai seseorang yang benar-benar peduli dengan
tempat ini, karena anda semuanya seperti keluarga," jelasnya.
Melly
juga menyampaikan betapa bersyukurnya ia bisa hadir dan menyaksikan secara
langsung kemegahan tradisi pacu jalur, yang tidak hanya menjadi perlombaan
tetapi juga warisan budaya menyatukan masyarakat. Mike menegaskan bahwa
pengalaman di Kuansing akan selalu menjadi bagian berharga dalam hidupnya.
"Berada
di Riau menjadi bagian dari Pacu Jalur adalah sesuatu yang akan selalu saya
syukuri. Ini merupakan sebuah kehormatan, terima kasih telah menerima saya.
Saya sangat berharap bisa kembali lagi suatu hari nanti. Saya sangat mencintai
ini dan saya sangat mencintai kalian semua, sampai jumpa," ungkapnya.
Tak
berhenti di situ, giliran Iyeth Bustami mengambil alih panggung. Diva melayu
asal Riau itu sukses menghipnotis penonton lewat suaranya yang melengking khas.
Lagu-lagu berirama zapin dan joget melayu mengajak ribuan hadirin untuk ikut
bernyanyi dan bergoyang bersama.
Sosok
Iyeth membawa nostalgia bagi penonton. Sorak-sorai penonton makin pecah ketika
Iyeth Bustami menyanyikan lagu-lagu daerah yang lekat di telinga warga.
Malam
penutupan itu juga menjadi momen spesial dengan hadirnya Gubernur Riau, Abdul
Wahid. Ia datang langsung menyaksikan acara bersama Bupati Kuansing, Suhardiman
Amby. Kehadiran keduanya menjadi simbol dukungan pemerintah terhadap
keberlangsungan Pacu Jalur sebagai warisan budaya yang tak ternilai.
Dalam
kesempatannya, Gubernur Abdul Wahid menyampaikan rasa bangga atas suksesnya
penyelenggaraan Pacu Jalur 2025. Menurutnya, festival ini bukan hanya olahraga
tradisional, tetapi juga momentum memperkuat identitas daerah serta penggerak
ekonomi masyarakat.
"Alhamdulillah
Festival Pacu Jalur 2025, telah berlansung secara meriah tertib dan penuh
persaudaraan. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang
telah bekerja keras untuk mensukseskan acara ini," ujarnya.
"Paling
istimewa, terima kasih kepada masyarakat Kuantan Singingi yang telah
menunjukkan keramahan budaya, ketulusan hatinya dan persaudaraan yang sejati.
Kepada seluruh bintang tamu dan artis yang telah berpartisipasi, saya juga
mengucapkan terima kasih telah membuat viral pacu jalur sehingga dikenal oleh
dunia," lanjutnya.
Di
antara lautan penonton, suasana penuh kehangatan terasa. Anak-anak berlari
kecil menikmati gemerlap lampu, para pedagang menjajakan kuliner khas Kuansing,
dan wisatawan berbaur dengan warga setempat. Festival ini tak hanya
menghidupkan budaya, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat kecil.
Bagi
masyarakat Kuantan Singingi, malam penutupan Pacu Jalur adalah perayaan
kemenangan. Bukan semata siapa yang juara di lintasan sungai, melainkan
kemenangan dalam menjaga tradisi agar tetap hidup di tengah perubahan zaman.
Malam itu, semua orang merasa menjadi bagian dari sejarah.
Tak
sedikit perantau yang pulang kampung demi menyaksikan langsung momen berharga
ini. Bagi mereka, Pacu Jalur adalah pengikat rindu pada tanah kelahiran.
“Rasanya
luar biasa bisa melihat Pacu Jalur lagi, apalagi malam penutupannya semeriah
ini,” singkat Roni, seorang perantau asal Kuansing yang datang dari Pekanbaru. mc/nor

No Comment to " Resmi Ditutup Gubri Wahid, Melly Mike Guncang Panggung Festival Pacu Jalur 2025 "