KORANRIAU.co- Kelompok suku di Papua Nugini memilih untuk gencatan senjata imbas perang antarsuku yang menyelimutinya.
Kabar tersebut disampaikan oleh pemimpin perundingan
perdamaian dan administrasi Provinsi Enga Sandis Tsaka, pada Rabu (13/3).
Ia mengatakan bahwa perjanjian gencatan senjata
berencana untuk ditandatangani minggu ini.
Sebelumnya, terdapat perintah pencegahan serupa
yang gagal pada September tahun lalu. Kemudian otoritas setempat memutuskan
untuk membawa perundingan tersebut di Ibu Kota.
Terdapat dua suku yang berseteru seperti Suku Yopo
dan Suku Palinau. Seperti dilansir dari AFP, bentrokan tersebut mengakibatkan
ribuan orang mengungsi hingga berpotensi menuai "krisis kemanusiaan".
Para pemimpin dari kedua faksi saat ini sedang
berbicara dengan tim Resolusi Konflik Negara yang dipimpin oleh hakim ketua
Mark Pupaka di Port Moresby.
Pemimpin suku Yopo Roy Opone Andoi dari lembah
Tsaka, menyesalkan bahwa konflik antar suku berawal dari hal yang sepele.
Sebelumnya
"Saya ingin meminta maaf kepada negara,
suku-suku yang bertikai dan komunitas tetangga serta negara atas semua
kerusakan yang terjadi, termasuk gambaran negatif yang digambarkan melalui
media selama konflik berlangsung," ujar Andoi pada surat kabar lokal
seperti dikutip RNZ.
Andoi juga menambahkan bahwa pemerintah Papua
Nugini mulai mengintervensi setelah konflik tersebut merenggut lebih dari 50
nyawa orang.
Terlebih, pertempuran intensif yang terjadi pada
28 Februari di dekat Sekolah Teknik Birip dan Hela Opone di perbatasan distrik
Wapenamanda dan Wabag lalu menjadi salah satu peristiwa pembantaian kelam di
Papua Nugini.
Andoi berharap perjanjian tersebut dapat
mengembalikan keadaan normal di kabupaten dan provinsi tersebut.
Sebelumnya, kedua suku terlibat bentrokan yang
hebat hingga membuat lebih dari 40.000 orang mengungsi.
Namun, keduanya mencapai kesepakatan untuk
melakukan gencataan senjata
"Kedua faksi yang bertikai sepakat untuk
meletakkan senjata dan menghentikan segala bentuk keterlibatan yang
bermusuhan," ujar pihak otoritas lokal Provinsi Enga. cnnindonesia/nor
No Comment to " Perang Antarsuku Berkecamuk di Papua Nugini "