• Pahlawan Bertopeng

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Kamis, 30 Agustus 2018
    A- A+


    Pahlawan Bertopeng
    Oleh: Hang Kafrawi


    Tiap petang, Amir Keling, anak Suib Keriting, berteriak di depan pintu rumah Atah Roy. Anak lelaki berusia 9 tahun itu, beteleging badan alias tak pakai baju, namun menggunakan topeng di wajahnya. Topeng yang terbuat dari kertas karton itu, selalu berubah-ubah setiap petang pula. Atah Roy bertanya dalam hati, kenapa Amir Keling selalu muncul di depan pintu rumahnya pada petang hari.

    “Pahlawan bertopeng!” teriak Amir Keling mengenakan topeng, sambil berdiri tegap dan bercekak pinggang di depan pintu rumah Atah Roy.

    “Ape yang bisa saye bantu, Tah?” tanye Amir Keling pasti.

    “Dikau ni ngape ngentam, Mir?” Atah Roy terkejut juge dengan kemunculan Amir Keling yang selalu mendadak.

    “Saye bukan Amir. Saye adalah Pahlawan Bertopeng,” jawab Amir Keling yang mengakui dirinya Pahlawan Bertopeng.

    “Baiklah Pahlawan Bertopeng. Pahlawan Bertopeng hendak ape?” Atah Roy lemah lembut.

    “Pahlawan Bertopeng tidak mau ape-ape. Pahlawan Bertopeng hanye mau membantu orang. Ape yang dapat saye bantu untuk Atah?”

    Atah Roy menarik nafas panjang melihat kelaku Amir Keling anak Suib Keriting ini. Nak marah, tak mungkin, anak ini masih kecil. Nak disuruh melakukan sesuatu, tak ada pula yang mesti dilakukan. Atah Roy pun menggelengkan kepala.

    “Atah Roy jangan khawatir, Pahlawan Bertopeng tidak akan minta ape-ape dari Atah Roy. Pahlawan Bertopeng membantu dengan ikhlas tanpe mengharapkan imbalan ape pun juge,” kata Amir Keling.

    “Petang ini, rasenye aku belum perlu bantuan Pahlawan Bertopeng. Nanti kalau ade, aku panggil engkau kembali wahai Pahlawan Bertopeng,” ujar Atah Roy.

    “Kalau macam itu, Pahlawan Bertopeng mau undur diri dulu,” kata Amir Keling sambil berlari meninggalkan Atah Roy di pintu rumahnya.

    Melihat Pahlawan Bertopeng alias Amir Keling berlari seperti mengendarai seekor kuda, Atah Roy kembali menggelengkan kepalanya.

    “Apelah jadinye anak si Suid ni agaknye,” kesal Atah Roy sambil menarik nafas panjang kemabli.

    Setelah tubuh Amir Keling alias Pahlawan Bertopeng menghilang di dalam semak, Atah Roy pun masuk ke dalam rumah. Baru saja 4 langkah Atah Roy menuju ke dalam kamar, tiba-tiba ada suara anak kecil memanggil dirinya.

    “Atah Roy, mintak duit,” suara anak kecil itu melengking.

    Atah Roy tahu persis, bahwa suara itu, suaranya anak Suid Keriting, Amir Keling alias Pahlawan Bertopeng. Atah Roy pun membalikkan tubuhnya, dan melihat Amir Keling berdiri di depan pintu rumahnya. Kali ini, Amir Keling tidak menggunakan topeng dan telah pula mengenakan baju menutup tubuhnya. Atah Roy mendekati Amir Keling.

    “Ape yang engkau hendak ni, Pahlawan Bertopeng?” tanya Atah Roy.

    “Pahlawan Bertopeng? Siape Pahlawan Bertopeng, Tah?” Amir Keling pula balik bertanya kepada Atah Roy dengan muka serius.

    “Tadi engkau bercakap, engkau Pahlawan Bertopeng,” jelas Atah Roy agak geram.

    “Atah, Atah,... Pahlawan Bertopeng, tentu pakai topeng. Amirkan tidak pakai topeng, tentu Amir bukan Pahlawan Bertopeng,” jelas Amir Keling seperti orang dewasa.

    Mendengar penjelasan Amir Keling, Atah Roy terdiam sejenak. Atah Roy pun berpikir, apa yang harus dilakukannya untuk menghadapi Amir Keling ini. Atah Roy dapat akal, dan dia menyuruh Amir Keling duduk di sampingnya.

    “Jadi yang Pahlawan Bertopeng itu, bukan engkau, Mir,” kata Atah Roy sambil merangkul pundak Amir Keling. Amir Keling pun menyeringai.

    “Atah bisa menyimpan rahasie, kan?” Amir Keling mengajukan pertanyaan kepada Atah Roy.

    “Tentu,” jawab Atah Roy singkat sambil menganggukkan kepalanya.

    “Gini, Tah. Amir nak membantu orang di kampung ni, tapi Amir tak mau orang mengenal siape yang menolongnye. Sebab itulah Amir pakai topeng, biar orang tidak tahu siape Pahlawan Bertopeng itu. Amir kan selalu nonton tv, Tah, banyak orang menolong orang lain tapi orang-orang tu membanggakan diri dengan bantuan die. Mereke membantu tak pakai topeng, tapi mereke tu, Tah, punye banyak topeng. Mereke membantu orang lain untuk mendapat untung. Muke mereke tak pakai topeng, tapi hati mereka banyak pakai topeng, Tah,” jelas Amir Keling panjang lebar.

    Mendengar ucapan Amir Keling yang baru berusia 9 tahun ini, Atah Roy terganga. Atah Roy tidak menyangka, anak seusia Amir ini sudah pandai memilah; mane bantuan yang ikhlas, mana bantuan penuh makna. Lama Atah Roy menatap Amir Keling.

    “Itu sebabnye, Tah, Amir nak jadi Pahlawan Bertopeng, bukan Bertopeng Pahlawan,” tambah Amir Keling.

    “Darimane engkau tahu cerite ini, Mir?” Atah Roy masih mengangakan mulutnya, tanda kagum.

    “Amir nonton di tv-tv, Tah. Amir mau negara yang kite cintai ini, Tah, orang membantu tanpe mengharapkan balasan dari orang yang dibantunye. Biolah Allah saje yang membalas bantuan kite itu. Atah setuju kan dengan apa yang Amir katekan ini?”

    “Setuju, Mir. Atah paling setuju,” kata Atah Roy sambil memeluk Amir Keling anak Suid Keriting.

    “Kalau Atah setuju, beri Amir duit 2 ribu, Amir nak beli kue,” ujar Amir Keling sambil mengulurkan tangannya meminta duit kepada Atah Roy.

    “Kate Amir...”

    Belum selesai Atah Roy berbicara, Amir Keling memotong pembicaraan Atah Roy.

    “Kalau Amir pakai topeng, Amir tak perlu balasan, tapi karene Amir tak pakai topeng, Amir perlu duit 2 ibu,” kata Amir Keling sambil tersenyum.

    Atah Roy pun dengan senyum mengeluarkan uang Rp 2.000 dan langsung membagikannya kepada Amir Keling. Amir Keling berdiri dan tersenyum senang.

    “Terime kasih, Atah Roy,” kata Amir Keling sambil berlari meninggalkan Atah Roy seorang diri.

    “Budak kecik saje tahu, mane Pahlawan Bertopeng, mane Bertopeng Pahlawan,” ujar Atah Roy dalam hati.*

    Subjects:

    Kolom
  • No Comment to " Pahlawan Bertopeng "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com yLx3F0.jpg