KORANRIAU.co- Siapa sangka
di zaman secanggih saat ini masih ada negara maju seperti Korea Selatan
yang memiliki tingkat praktik perdukunan yang tinggi hingga menyentuh lingkup
pemerintahan.
Praktik dukun ini bahkan tak jarang dipakai
kelas menengah atas termasuk politikus demi menghindari "kesialan"
hingga berharap agar selalu bernasib beruntung atau mujur.
Pemilihan presiden (pilpres) Korsel yang akan
digelar pada Selasa (3/6) hari ini juga tak luput dari praktik perdukunan
atau shamanisme. Pilpres ini digelar lebih cepat dari jadwal menyusul
pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol imbas darurat militer
sepihaknya pada Desember 2024 lalu.
Selama masa pilpres, praktik
shamanisme bahkan turut campur tangan memprediksi hingga
"mempersiapkan" siapa yang akan menjadi presiden selanjutnya.
Seorang dukun bernama Yang Su Bong bahkann
mengatakan kepada AFP bahwa ia telah "melihat" pemenangnya lewat penglihatan
sejak bertahun-tahun lalu.
Bagi Yang, seorang mudang atau dukun
tradisional Korea, sudah jelas bahwa kandidat dari Partai Liberal, Lee
Jae Myung, akan keluar sebagai pemenang dalam pemilu kali iini.
Prediksi Yang sejalan dengan berbagai hasil survei
besar yang menempatkan Lee unggul jauh dalam persaingan kursi presiden Korsel.
Survei terbaru dari Gallup menunjukkan 49 persen
responden menilai Lee sebagai kandidat terbaik, sementara Kim Moon Soo dari
Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang konservatif tertinggal dengan 35 persen.
"Sejak awal, saya sudah melihat Lee Jae-myung
akan menjadi presiden," kata Yang kepada AFP dari kantornya di kota
pelabuhan barat, Incheon.
"Saya melihat aura kepresidenan,"
jelasnya, seraya menambahkan bahwa ia sempat menghadapi "kritik hingga
ancaman" karena prediksinya itu.
"Tapi saya tak bisa berbohong tentang apa
yang saya lihat," paparnya menambahkan.
Shamanisme telah membentuk budaya dan kepercayaan
di semenanjung Korea selama berabad-abad.
Hingga kini, masyarakat Korsel masih kerap meminta
nasihat kepada dukun mengenai berbagai hal, mulai dari percintaan hingga
keputusan bisnis penting.
Organisasi perdukunan terbesar di negara itu
mencatat ada sekitar 300.000 dukun aktif di seluruh Korea Selatan.
Namun, kepercayaan rakyat terhadap shamanisme ini
juga kerap menjadi sorotan negatif bagi politik Korsel. Sebab, dua pemakzulan
presiden Korsel pernah dikaitkan dengan praktik shamanisme.
Sebagai contoh, mantan Presiden Park Geun hye
dilengserkan dari jabatannya pada 2017 imbas skandal jual-beli pengaruh, yang
di antaranya terkait partisipasi dalam ritual perdukunan.
Mantan presiden Yoon dan istrinya, Kim Keon Hee,
juga pernah dituduh mengandalkan dukun mencurigakan dalam pengambilan keputusan,
termasuk, diduga, saat memutuskan deklarasi darurat militer yang memicu
pemakzulannya.
Tuduhan semacam itu menimbulkan "reaksi
emosional yang sangat kuat" di masyarakat Korea Selatan, sebagian karena
sejarah negara itu dipenuhi pemimpin yang tersesat akibat penasihat spiritual
yang licik, kata sosiolog KAIST, Lee Won Jae, kepada AFP
cnnindonesia
No Comment to " Heboh Adu Sakti Dukun di Pilpres Negara Maju Korsel "